Diduga BPNB Provinsi Kepri Pilih Kasih Terkait Penyaluran Proposal masyarakat.
Sinarkepri.co.id.Tanjungpinang-Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Kepulauan Riau beralamat di jalan Pramuka nomor 7 Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, dalam menyalurkan proposal masyarakatdiduga terkesan dipilih pilih alias pilih kasih.
Pada hari Jumat (21/07/2023) sejumlah warga mendatangi kantor tersebut untuk
menanyakan proposal yang sudah diserahkan tetapi tidak direspon. Rombongan yang datang mau menanyakan perihal
Proposal bantuan untuk kegiatan Budaya Melayu di Provinsi Kepulauan Riau
(Kepri), yang disampaikan beberapa bulan lalu. Tapi tidak dipenuhi alias tidak
lolos verifikasi.
Menurut Sabri, Ketua Perguruan Pencak Silat Ciungwanara berdomisili di jalan Sultan Machmud Gang Kuburan no, 29 Kelurahan Tanjung Unggat, kota Tanjungpinang ini, telah
memasukkan Proposal untuk Kegiatan Budaya Pencak Silat Melayu di wilayah ini. Namun, ditenggarai telah terjadi pilih kasih dalam menanggapi Proposal bantuan kegiatan Budaya Melayu yang masuk kegiatan itu.
“Saya menilai, ada pilih kasih pihak BPNB atas Proposal yang masuk ke lembaga itu. Kami melihat, malah lebih banyak Proposal dari Provinsi Riau yang dibantu. Sedangkan kami yang di Kepri ini tidak dibantu, “ujarnya.
Ditambahkannya, sepertinya proposal yang kami ajukan tidak bakal ditanggapi. Apalagi tadi Ibu Sita sudah bilang, bahwa semua melalui Verifikasi. Dan disebutkan juga, ada 74 Proposal yang masuk. Sedangkan yang lolos verifikasi hanya 19 Proposal. Dari 19 Proposal yang lolos verifikasi, kebanyakan dari Provinsi Riau, katanya.
Masih menurut Sabri, dalam kesempatan ini, kami juga mau nanya ke tim Verifikasi. Apa saja persyaratan yang harus kami lengkapi, agar kami bisa lolos. Soalnya, asumsi kami mengatakan, bahwa ada proposal yang tidak memenuhi persyaratan, tapi lolos, tanyanya mendesak.
Hal senada juga dirasakan Hasan Said. Lelaki yang menjabat sebagai Ketua umum di Yayasan Sanggar Kelompok Jong Bintan Bertuah. Ini baru pertama kali mengajukan bantuan untuk kegiatan Yayasannya. Itupun tidak dibantu. Padahal, Yayasannya itu telah berdiri sejak tahun 2014 lalu.
“Saya datang kesini mau menanyakan Proposal saya itu bu. Mengapa tidak dibantu ? Sesuai arahan ibu, agar saya melengkapi semua persyaratan untuk mengajukan Proposal bantuan. Tapi tetap saja tak bisa lolos “ tuturnya sambil menghempaskan berkas yang dimilikinya.
Saya sebagai ketua umum di Yayasan ini, mau menunjukkan tanggungjawab saya kepada masyarakat di desa saya. Makanya, semua arahan ibu untuk mengurus segala kelengkapannya, sudah saya laksanakan, “beber Hasan geram.
Menanggapi apa yang disampaikan kedua ketua itu, Ibu Sita yang menjabat sebagai Ketua tim Verifikator dalam menangani Proposal yang masuk ke kantor itu, dengan tegas menyampaikan, “semua Proposal yang masuk sebanyak 74 buah. Setelah diverifikasi, yang lolos hanya 19 Proposal saja. Setelah lolos dari verifikasi, langsung kami serahkan kepada kepala kantor. Dan selanjutnya, kepala kantor yang mengambil keputusan“ ujar Sita didampingi 3 orang staf nya.
Ibu Sita menambahkan, kalau pun ada yang berasumsi pilih kasih terkait Proposal yang lolos, itu hal mereka. Soalnya, kita tidak bisa melarang orang yang bersumsi, tutur Ibu Sita yang juga sebagai Pamong Budaya di kantor tersebut.
Pertanyannya, sejauh mana kebenaran asumsi kedua ketua itu, terkait praktik pilih kasih yang diterapkan pihak BPNB atas Proposal yang masuk. Herannya lagi, malah Proposal dari luar Kepri yang justru banyak dipenuhi. Kepala Badan Pelestarian Nilai Budaya Provinsi kepulauan Riau Jumhari, dikonfirmasi melalui WhatsApp belum memberikan jawaban. (Saut.M)