Header Ads

Fakta dan Peluang Paling Menarik KEK Batam Aero Technic (BAT)

 Terluas ke-2 di Dunia dan Menyerap Tenaga Kerja 10.000 Orang

 



Akselerasi ekosistem perawatan pesawat udara semakin efisien: dapat menyerap tenaga kerja karena membutuhkan tenaga kerja terampil bidang aviasi, memperluas lapangan kerja, memperkuat industri aviasi Indonesia, mendorong pengembangan sumber daya manusia. Optimis, membantu kesejahteraan masyarakat, mengurangi tingkat pengangguran, serta meningkatkan daya saing industri MRO Indonesia secara global. 

 

Sinarkepri.co.id.B A T A M – 17 Februari 2023. Batam Aero Technic (BAT) sebagai pusat pemeliharaan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO) member of Lion Air Group telah beroperasi penuh sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

 Upaya menciptakan dan membangun industri MRO Indonesia berdaya saing di lingkup penerbangan internasional, BAT diharapkan dapat mendorong perawatan pesawat udara leih efisien. Optimis, membantu kesejahteraan masyarakat, mengurangi tingkat pengangguran, serta memperkuat daya saing industri MRO Indonesia secara global.

 Tentang Batam Aero Technic, berikut ulasan menariknya!

1.       Batam Aero Technic mulai beroperasi pada 2014 merupakan perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance repair and overhaul (MRO). Perkembangan hangar, mencakup 30 hektar (300.000 m2 – meter persegi) dan akan terus diperluas.

 

Fase

Luas Area (Hektar/ Ha)

Spesifik Area Pekerjaan MRO

(Maintenance Development Sector)

1 – 2

(2012-2019)

6

Maintenance Hangar, Shop & Warehouse

3

(2019-2021)

12

Maintenance Hangar, Supporting & Public Facility

4

(2022-2024)

7

Maintenance Hangar & Component Shop

5

(2025-2027)

2,5

Maintenance Hangar, Tools & Equipment

6

(2028 - 2030)

2,5

Maintenance Hangar, Tools & Equipment

Berikut ini beberapa perusahaan perawatan pesawat (MRO) global berdasarkan lokasi dan luas hangar:

·       Lufthansa Technic - Hamburg, Jerman

Luas hangar: 623,000 m2

·       Batam Aero Technic Lion Air Group – Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

Luas hangar: 300,000 m2

·       Delta TechOps - Atlanta, Georgia, Amerika Serikat

Luas hangar: 280,000 m2

·       Hong Kong Aircraft Engineering Company (HAECO) - Hong Kong

Luas hangar: 250,000 m2

·       AMECO Beijing - Beijing, Tiongkok

Luas hangar: 207,000 m2

·       AAR Corporation - Rockford, Illinois, Amerika Serikat

Luas hangar: 164,000 m2

·       GMF AeroAsia - Tangerang, Indonesia

Luas hangar: 128,000 m2

·       ST Aerospace - Changi, Singapura

Luas hangar: 100,000 m2

·       Turkish Technic - Istanbul, Turki

Luas hangar: 98,500 m2

·       SR Technics - Zurich, Swiss

Luas hangar: 80,000 m2

·       Sabena Technics - Toulouse, Prancis

Luas hangar: 76,000 m2

Perlu diingat bahwa peringkat dan data ini dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung pada perkembangan industri dan perusahaan MRO tersebut.

2.       Sangat memungkinkan mencetak tenaga kerja professional dan berkualitas tinggi yang dibutuhkan bidang aviasi dan dinilai penting bagi keberlanjutan sektor penerbangan secara keseluruhan.

·       Pelatihan spesifik: Industri MRO Batam Aero Technic membutuhkan tenaga kerja terlatih secara khusus melakukan penanganan pesawat dengan standar keselamatan tinggi. Karena itu, perusahaan-perusahaan MRO termasuk BAT menyediakan pelatihan intensif bagi karyawan, antara lain teknis, keamanan dan regulasi aviasi.

·       Pengalaman praktis: Tenaga kerja di BAT mendapatkan pengalaman khusus identifikasi masalah, memperbaiki dan perawatan pesawat. Karyawan terlibat proses perawatan mulai dari pemeriksaan awal hingga pengujian dan sertifikasi setelah perbaikan selesai dilakukan.

·       Teknologi canggih: BAT menggunakan perangkat modern dalam proses MRO. Bertahap memberikan kesempatan bagi tenaga kerja memperoleh pengetahuan tentang teknologi terkini, seperti mesin dan perangkat lunak yang digunakan pemeliharaan pesawat dan lainnya.

·       Pengembangan keterampilan: BAT memberikan kesempatan bagi tenaga kerja mengembangkan keterampilan dan pengetahuan berbagai bidang, termasuk teknik, elektronika, dan teknologi informasi. Hal ini memungkinkan karyawan memiliki peluang lebih baik terhadap karier dan mengembangkan nilai pasar. 

3.       BAT dapat menyerap tenaga kerja berkisar 10.000 orang pada 2030 (proyeksi daya serap 800 – 1.000 orang setiap tahunnya).

·       Membutuhkan tenaga kerja terampil: teknisi pesawat terbang, insinyur/ teknisi pesawat terbang dan pekerja (profesi) MRO lainnya. Seiring berkembangnya industri aviasi di Indonesia, permintaan tenaga kerja terampil di BAT semakin meningkat.

·       Memperluas lapangan kerja: BAT berkembang di Indonesia, terdapat peluang memperoleh lapangan kerja, terutama bagi lulusan pendidikan vokasi dan teknik unggul di aviasi. Nantinya, dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan mengutamakan kesejahteraan masyarakat.

·       Memperkuat industri aviasi dalam negeri: maskapai di Indonesia dapat memperoleh layanan perawatan dan perbaikan pesawat di BAT dengan biaya lebih terjangkau. Berdampak kontributif permintaan tenaga kerja terampil di bidang ini.

·       Mendorong pengembangan sumber daya manusia: kesempatan mengembangkan sumber daya manusia di transportasi udara, seperti melalui pelatihan dan program magang. Tujuan utama ialah meningkatkan kualitas tenaga kerja dan daya saing industri MRO Indonesia - BAT secara global. 

4.       Pengembangan BAT dapat menghemat devisa 30%-35% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.

·       Mengurangi biaya operasional maskapai penerbangan: maskapai dalam negeri dapat mendapatkan layanan perawatan dan perbaikan pesawat dengan biaya lebih terjangkau daripada harus mengirimkan pesawat mereka ke luar negeri. Keuntugannya, dapat menekan biaya operasional airlines dan membantu menjadi lebih kompetitif.

·       Mengurangi biaya impor: Sebelum adanya industri MRO berkembang di Indonesia, maskapai Indonesia harus mengimpor suku cadang dan peralatan dari luar negeri untuk tahapan perawatan dan perbaikan pesawat. Layanan MRO BAT ada nilai lebih yaitu impor suku cadang dan peralatan dapat dikurangi, sehingga menghemat devisa yang sebelumnya keluar dari Indonesia.

·       Meningkatkan pendapatan devisa: BAT terus berkembang di Indonesia, negara dapat menarik maskapai dari luar negeri untuk merawat pesawat di BAT. Langkah ini turut menambah pendapatan devisa bagi Indonesia, karena maskapai asing harus membayar biaya dari penggunaan fasilitas BAT - MRO di Indonesia.

 

5.       Kemampuan dan kapabilitas BAT jangka menengah serta mendatang diharapkan mendukung dan memenuhi pasar Asia Pasifik yang tumbuh, diprediksi rata-rata (kisaran) 12.000 unit pesawat udara dengan nilai bisnis berkisar US$ 100 miliar pada 2025.

6.       Batam Aero Technic saat ini mampu perawatan kecil, sedang dan besar (A Check, C Check), mingguan, layanan tertentu dan transit pada jenis pesawat: · Airbus 320 series, · Boeing 737 series, · Airbus 330 series, · Hawker 800/ 900 XP, · ATR 72 500/ 600, dan · tipe pesawat lainnya.

7.       Telah memperoleh sertifikat resmi MRO dari · Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia (Directorate General of Civil Aviation (DGCA)); · The Civil Aviation Authority of Thailand (CAAT); · The Civil Aviation Authority of Malaysia (CAAM); · The United States Department of Transportation (USDOT or DOT) Director of Civil Aviation – Amerika Serikat, Director of Civil Aviation Bailiwick of Guernsey (Eropa) dan · The Federal Aviation Administration US – Amerika Serikat. Sertifikasi dari lembaga lainnya sedang proses.   

BAT menyampaikan rasa terima kasih atas terbentuknya sebagai KEK di Batam, terkonsentrasi menjalankan perluasan usaha dengan tujuan sinergi positif sektor transportasi udara. Iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia. Menegaskan, pelaku usaha dibidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan. (red)

sumber : Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro.        editor : Arifin


Diberdayakan oleh Blogger.