Header Ads

Cen Sui Lan Bersama Festival Mooncake Begini Kisahnya

 

BATAM– Pernah mendengar Festival Mooncake sebelumnya? Di China, festival ini juga memiliki nama Mid-Autumn Festival alias Festival Pertengahan Musim Gugur. Meski beragam sebutannya, hari perayaan ini begitu ramai diperingati setiap tahunnya. Bahkan, menjadi perayaan terbesar kedua setelah Tahun Baru Imlek.

Layaknya setiap festival yang dirayakan di setiap negara, Festival ini juga memiliki sejarah, mitos dan legenda, hingga tradisi yang dipertahankan antar generasi.

Festival mooncake dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan China. Perayaan festival kue bulan menjadi salah satu ajang kebersamaan untuk keluarga di China.

Belum lama ini Cen Sui Lan Anggota DPR RI Fraksi Golkar Dapil Kepulauan Riau (Kepri) disuguhkan penampilan sendratari predikat internasional pada Festival Moon Cake 2022 di Batam. Festival Moon Cake 2022 ini digelar oleh Maha Vihara Duta Maitreya Batam.

“Saya mendapat kejutan (surprise) dan bangga serta terhibur dengan performance (pertunjukan) sendratari yang ditampilkan grup Kebudayaan Rumput Hijau binaan Maha Vihara Duta Maitreya Batam,” kata Cen Sui Lan Sabtu (10/9/2022) malam.

Vihara terbesar di Asia Tenggara tersebut menampilkan sendratari modern etnik pada Festival Moon Cake yang dilaksanakan Maha Vihara Duta Maitreya Batam tersebut.

Pertunjukan gabungan seni tari drama tanpa dialog (sendratari) ini digelar di panggung utama halaman Maha Vihara Duta Maitreya Batam.

Tim Kebudayaan Rumput Hijau pantas diberi apreasiasi. Karena sudah tampil di ajang internasional mewakili Indonesia di Festival Beijing Tiongkok, Festival Taipei Taiwan, Festival Singapura, Festival Seoul Korea, Festival Hongkong dan Festival Jakarta Indonesia.

Menurut Panditta Ellias selaku pembina tim Kebudayaan Rumput Hijau ini sudah eksis sejak 5 tahun lalu, dan rutin melakukan latihan dan kaderisasi untuk seniman tari tersebut.

Selain Cen Sui Lan, turut hadir Asmin Patros Anggota DPRD Kepri, Hendra Asman Anggota DPRD Kota Batam, Eddy Hussy Dewan Pembina PSMTI Pusat, Randy Tan Ketua PSMTI Provinsi Kepri dan Acun Tan Ketua PSMTI Kota Batam. Serta tenaga ahli DPR RI Herdiyanto dan Ardiwinata Kadis Pariwisata Kota Batam.

Selama performance 2 jam itu, hadir sekitar 9.000-an masyarakat Kota Batam. Masyarakat menikmati Festival Kue Bulan (Moon Cake) ini. Festival ini merupakan perayaan kebudayaan teramai kedua, setelah perayaan Kebudayaan Imlek bagi etnis Tionghoa.

“Agenda festival Moon Cake ini sudah dilaksanakan secara rutin. Tapi, festival pada tahun ini kita menyaksikan sendratari yang sudah go internasional,” papar Cen Sui Lan.

Festival Moon Cake 2022 di Batam

Cen Sui Lan, Anggota DPR RI Fraksi Golkar Dapil Kepri bersama dengan Tim Kebudayaan Rumput Hijau binaan Maha Vihara Duta Maitreya Batam dan juga Asmin Patros DPRD Kepri, Hendra Asman DPRD Kota Batam serta Eddy Hussy Dewan Pembina PSMTI Pusat, Randy Tan Ketua PSMTI Prov Kepri, Acun Tan Ketua PSMTI Kota Batam dan Ardiwinata Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam di Halaman Utama Maha Vihara Duta Maitreya Batam, Vihara Terbesar di Asia Tenggara

Legenda Hou Yi dan Chang E

Perayaan kue bulan erat hubungannya dengan legenda yang diyakini terjadi ribuan tahun lalu.

Dikisahkan, saat itu dunia disinari 10 matahari, yang saking banyaknya matahari menyinari bumi maka manusia merasa kepanasan.

“Pada malam hari tanggal 15 bulan 8 adalah bulan purnama. Saat bulan bersinar terang, anggota keluarga keluar rumah, duduk membentuk lingkaran makan kua bulan sambil menikmati terangnya sinar bulan,” kata Guru Besar Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Hermina Sutami.

“Kisar Yao yang memerintah sekitar 2.000 tahun lalu memerintahkan seorang pemanah ulung bernama Hou Yi untuk memanah matahari supaya tidak terlalu panas. Dengan keahliannya, Hou Yi berhasil menjatuhkan sembilan matahari,” ujar Hermina, seperti dikutip dari Kompas.com.

Setelah tersisa satu matahari, Kaisar meminta Hou Yi berhenti memanah, sebab jika semua matahari terpanah, maka bumi akan gelap.

Konon, inilah yang terjadi ketika hanya ada satu matahari saja saat ini. Hou Yi dihadiahi sebuah pil panjang umur, lalu menikah dengan seorang perempuan cantik bernama Chang E.

Chang E melihat suaminya terkesan selalu menyembunyikan sesuatu, tapi sang suami tak mau memberitahu apa pun. “Pada suatu hari (Chang E) berhasil menemukan benda berupa pil. Tanpa tahu apa akibatnya, Chang E menelan itu,” jelas Hermina.

Tubuh Chang E, lanjut dia, perlahan-lahan terbang naik ke bulan dan tidak dapat kembali ke bumi. Sejak itu hari perayaan kue bulan dilaksanakan, untuk memperingati perginya sosok Chang E ke bulan. Dan ini yang membuat kue dibuat dengan bentuk menyerupai bulan.  Gambaran sosok Chang E ada pada kemasan kue bulan, dengan bidadari terbang dengan selendang melayang. (blog.censuilan.com/Dia/kompas)

Diberdayakan oleh Blogger.