Header Ads

Jokowi: Saya Senang Peningkatan Investor BEI Didominasi Domestik dan Milenial

 

Foto Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Pada awal perdagangan pertama tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,22 persen atau 13,59 poin di level 6.313,13. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

 JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa senangnya terhadap jumlah investor yang masuk di Pasar Modal Indonesia. Hingga 31 Juli 2021, tercatat jumlah investor di Pasar Modal meningkat 50,0 persen. Ungkapan ini Jokowi sampaikan dalam pelaksanaan secara virtual HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia. Apalagi investor yang masuk itu merupakan warga negara Indonesia alias investor domestik dan rata-rata berumur di bawah 30 tahun (milenial). "Saya juga mendengar kabar baik dari Pasar Modal. Pasar Modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan. Sampai Juli 2021, meningkat 50,0 persen, naik lebih dari empat kali lipat sejak 2017. Yang saya senang ada peningkatan investor di Pasar Modal, didominasi investor domestik, didominasi investor milenial," ujarnya dalam tayangan Youtube IDX Channel, Selasa (10/8/2021).

 Kenaikan jumlah investor tersebut sebut Presiden, dapat meningkatkan ketahanan pasar modal Indonesia terhadap berbagai tekanan. Selain itu, selama pandemi Covid-19, jumlah perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak menurun. "Jumlah IPO-nya tertinggi di ASEAN, hingga akhir bulan Juli 2021, tercatat ada 27 IPO baru," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, industri Pasar Modal masih dalam kondisi yang stabil di tahun ini. Ia menyebutkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 9 Agustus 2021, tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen secara year to date (ytd).

 Dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp 18,24 triliun (ytd). Penghimpunan dana melalui Pasar Modal hingga 3 Agustus 2021, juga tumbuh sebesar 99,36 persen (year on year/yoy) atau sebesar Rp 117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum. "Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin. Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020, yang sebesar Rp 118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi yakni di akhir tahun 2021," ucap Wimboh. 

Berdasarkan catatan OJK, masih terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp 52,56 triliun, dengan 40 penawaran umum diantaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO. "Ke depan, OJK akan terus berupaya meningkatkan basissupply antara lain dengan mengakomodir calon emiten dari new economy atau start-up untuk melakukan yang diharapkan dapat meramaikan perdagangan saham di BEI," harapnya. (Kompas.com)

Diberdayakan oleh Blogger.