Header Ads

Melihat Sejumlah Sekolah SD di Batam Belajar Secara Daring

Kepala Sekolah SD 002 Batu Aji  Rohani SPd SD (foto:arifin)

Belajar Tatap Muka Menunggu Petunjuk Walikota

sinarkeprinews.com.Batam-Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia sejak awal 2020 lalu, di Indonesia tepatnya sejak Maret 2020, membawa dampak yang sangat luar biasa memperngaruhi segala aspek kehidupan. Terutama kegiatan perekonomian yang turun drastis. Interaksi sosial yang jauh berkurang, termasuk dunia pendidikan. Kurang lebih satu setengah tahun ini, proses belajar mengajar dilakukan dengan sistem daring atau online sampai sistem zoom.

Pandemi covid-19 yang mulai melandai atau menurun sejak April 2021 membuat masyarakat lega yang mungkin lalai sehingga tiba-tiba kembali naik sejak Mei 2021. Upaya pemerintah dengan berbagai cara untuk menurunkan angka penularan covid-19 terus dilakukan. Mulai dari penerapan PPKM dengan tingkatan level mula level tertinggi (level 4) hingga saat ini turun menjadi level 3 dan diharapkan seiring dengan vaksinasi yang terus dilakukan, levelnya akan turun ke tingkat terendah.

Menurunnya angka penularan covid-19 sejak pertengahan Agustus 2021 ditandai dengan penurunan level 4 ke level 3, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengijinkan proses belajar mengajar tatap muka. Di beberapa daerah, memang telah ada yang telah mengadakan proses belajar mengajar dengan tatap muka melalui penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.  Ibu Srinurlelawati SPd SD Kepala SD 003 Batu Ajii

Kepala SD negeri 003 Batu Aji Batam  Srinurlelawati SPd (foto:arifin)

Khusus untuk Provinsi Kepri, proses belajar mengajar di sekolah hanya dlakukan di beberapa SLTA, terutama di sekolah kejuaruan seperti SMK dengan sistem ship. Artinya, jumlah anak didik maksimal 50 persen atau separuh dari jumlah siswa dalam satu ruangan kelas. Sementara untuk SMP dan SD proses belajar mengajar masih dilakukan dengan sistem daring hingga zoom.

Di sejumlah SD negeri yang sempat dipantau media ini Selasa (24/8) belum ada yang mengadakan belajar tatap muka. Di SD 003 yang berlokasi di Kelurahan Buliang Kecamatan Batu Aji, hanya terlihat tenaga pengajar (Guru-guru) lengkap hadir kendati hujan mengguyur kota Batam sepanjang hari. Para guru dipimpin Kepala Sekolahnya Srinurlelawati SPd SD mempersiapkan bahan-bahan belajar bagi anak didik melalui daring. Menurut Ibu Sri (panggilan akrab Kepala SD Negeri 003 Batu Aji), jumlah anak didik (siswa/i) sebanyak 1267 orang yang dibagi menjadi 34 rombel (rombongan belajar).

Untuk tenaga pengajar (Guru) sebanyak 42 orang dan 24 orang sudah PNS dan sisanya masih berstatus honor atau pegawai kontrak. Ditanya tentang kapan dimulanya belajar tatap muka, Ibu Sri menjelaskan, menunggu petunjuk dari Walikota. Sementara mengenai penyaluran dana BOS (bantuan operasional sekolah) yang dterima SD 003, Ibu Sri menjelaskan untuk penyaluran dana BOS tahun 2020, telah dilakukan audit oleh BPK dan pemeriksaan Inspektorat Pemko Batam dan semua pemanfaatannya sesuai aturan.

Pemanfaatan dana bos, untuk transparansinya, bahkan ditempelkan di bagian depan pengumuman sekolah, jelas Ibu Srinurlelawati Untuk siswa yang tak mampu dan tidak memilik KIP dan KPH, pihak sekolah mengusulkan kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas pendidikan, untuk mendapatkan bantuan.

Di SD negeri 002, sama halnya dengan SD 003, siswa/i masih belajar secara daring dipimpin Kepala Sekolahnya Rohani SPd SD. Di tengah guyuran hujan sejak pagi, semua tenaga pengajar hadir lengkap, mempersiapkan bahan pelajaran secara daring.  Menurut Ibu Rohani sang Kepala sekolah, jumlah siswa/i di SD 002 mencapai 1145 orang.  Jumlah tenaga pengajar 52, dan 24 diantaranya sudah PNS. Sisanya masih honorer atau pegawai kontrak. Ibu Rohani yang sudah mengabdi sejak tahun 1986 sebagai guru, juga menjelaskan, untuk belajar tatap muka, menunggu petunjuk dari Kepala wilayah dalam hal ini Gubernur Kepri dan Walikota Batam.  Mengenai penggunaan dana BOS (bantuan operasional sekolah) Ibu Rohani menjelaskan, pemanfaatannya atau penggunaannya dilakukan secara transparan dan dicantumkan di papan informasi bagian depan sekolah. Kemudian BPK telah melakukan audit dan pemeriksaan inspektorat Pemko.

Yanuar SPd Kepala SD 002 Batu Aji (foto:arifin)

Demikian juga di SD negeri 001, belajar tatap muka belum diadakan. Dibawah pimpinan Kepala Sekolahnya Yanuar SPd SD semua tenaga pengajar hadir lengkap, mempersiapkan bahan belajar daring untuk anak didik. Sama halnya dengan penjelasan Kepala SD 003 dan SD 002, penggunaan dana BOS tahun 2020 telah dilakukan audit oleh BPK dan pemeriksaan Inspektorat Pemko Batam.  Pemanfaatannya sesuai dengan peruntukannya dan aturan, tidak ada yang ditutup-tutupi, tandas Yanuar.  Menariknya, kendati kurang sehat dengan kaki bengkak, Yanuar tetap hadir dan memberi motivasi terhadap guru-guru melaksanakan tugasnya dengan maksimal kendati secara daring, apalagi ditengah guyuran hujan. Menurut Yanuar, saat ini jumlah keseluruhan siswa/i  948 orang.  Ada 100 siswa/i  pemegang KIP (kartu indonesia pintar) dan tenaga pengajar (guru) 43 orang. Di antara 43 tenaga pengajar, baru 18 orang PNS.

SD Negeri 004 Kecamatan Batu Aji Batam (foto:net)

Di SD 004 Kelurahan Kibing Batu Aji, suasananya tidak bebeda dengan di SD 001, 002 dan SD oo3.  Semua tenaga pengajar hadir lengkap. Guru atau tenaga pengajar mempersiapkan bahan pelajaran bagi siswa/i secara daring. Kepala sekolahnya  Sufriadi SPd menjelaskan, jumlah siswa/i di sekolah yang dipimpinnya sebanyak 615 dan tenaga pengajar (guru) 25 orang. 14 di antaranya rupakan PNS dan sisanya tenaga honorer.  Untuk belajar tatap muka,  menunggu petunjuk dan arahan dari Kepala wilayah, dalam hal ini Gubernur dan Walikota, jelas Sufriadi.   Pada dasarnya, kendati pemerintah pusat telah mengjinkan belajar tatap muka, namun setiap daerah tidak sama kondisinya terutama mengenai fluktuasi covid-19.  Karenanya, untuk belajar tatap muka masih Kepala wilayah, dalam hal ini Gubernur dan Walikota masih melihat perkembangan fluktuasi atau penurunan angka yang terpapar covid-19.   Baik tenaga pengajar maupun orangtua siswa/i mengharapkan covid-19 segera berlalu, minimal angka penurunan yang signifikan agar proses belajar mengajar tatap muka segera dilaksanakan.  Semoga.(arifin)

 

 

 

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.