Header Ads

189 Tahun Kota Batam, Infrastruktur Digesa Menuju Kota Metropolitan *Pariwisata Menjadi Andalan Meningkatkan Devisa Daerah

Walikota HM Rudi  SE, MM dan Wakil Walikota  Amsakar Achmad S.Sos, MSi  Foto: net)
Sinar Kepri.co.id.Batam-Perobahan yang begitu signifikan Kota Batam setelah reformasi bergulir tahun Mei 1998, menuju Otonomi daerah tahun 1999 membuat Batam seperti  terlihat saat ini.  Tanggal 18 Desember 2018 ini, usia Kota Batam mencapai 189 tahun yang mulai rutin diperingati sejak tahun 2012 lalu.   Bagi masyarakat awam, tentu masih bertanya-tanya,  usia 189 tahun ini dari mana dihitung,  jika melihat sekilas perkembangan pulau Batam.   Pertanyaan masyarakat  awam itu, sah-sah saja mengingat pengembanganya pertama sekali yang dilakukan pemerintah pusat dengan perpanjangan tangannya sebagai pelaksana pembangunan yang dahuku dikenal Otorita Pengembangan daerah Industri Pulau Batam melalui Keppres nomor 74 tahun 1971.  Kemudian diperbaharui melalui Keppres nomor 41 tahun 1973.
        
Masjid Raya kebanggan masyarakat Batam. (foto: net)
 
Kemudian jika mengingat pembentukan Kotamadya Administratif Batam, baru terjadi tahun 1983 dan Ir Usman Draman sebagai Walikota Batam pertama yang ditetapkan Gubernur Riau 24 Desember 1993.  Dalam fase selanjutnya, seiring bergulirnya Reformasi, dan undang-undang nomor 53 tahun 1999,  status Kotamadya  Administratif  Kota Batam menjadi Kota Otonom bersama dengan sejumlah kota lainnya di Provinsi Riau. (saat itu Batam masih bagian dari Provinsi Riau-red).  Yang patut dicatat,  usia satu daerah atau Kota, ternyata bukan diukur dari pembentukan secara formal satusnya  oleh instansi pemerintah.    Tetapi faktor historis atau sejarah, turut menjadi pertimbangan  menentukan suatu usia Kota atau daerah. 
     
kawasan Nagoya, pusat kota Batam (foto: net)
 Jika melirik ke belakang sejarah kota Batam atau pulau Batam yang dikutip dari berbagai sumber, pulau Batam dahulu bernama pulau Batang, pertama kalinya dihuni suku laut atau lazim disebut orang selat ber-etnis Melayu sekitar abad ke 3  atau tahun 231M.  Bagaimana proses perobahan menjadi pulau Batam, memang tak terlalu diulas dalam tulisan ini. Mengutip dari berbagai sumber tulisan sebelumnya tentang kota Batam,  sejarah pulau Batam disebut-sebut sampai saat ini masih tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden Belanda.  Ada juga sumber menyebut, nama Batam saat ini hanya ditemukan di Traktat London tahun 1824.  Mengenai kapan resminya pulau Batam dihuni, ada menang berbagai number yang ber-aneka ragam. Pulau Batam yang juga disebut pulau Ujung karena berada di ujung negeri Temasek (Singapura)  disebut dihuni sejak tahun 231.   
Abdul Muis, tokoh masyarakat Banjar
Ada juga sumber lainnya menyebut, pulau Batam  dihuni  diakhir tahun 1300-an. Kala itu sebut sumber itu menjelaskan,  pulau Batam yang dipimpin  Laksamana Hang Nadim saat memerangi penjajah berkedudukan di  Bentang atau pulau Bintan.  Kepemimpinan selanjutnya oleh   Sultan Johor hingga pertengahan abad ke 18  dimana  Kerajaan Malaka  waktu itu  dalam masa kejayaan, hingga terbentuklah kerajaan Riau Lingga yang dipimpin oleh Yang Dipertuan Muda Riau. Kemudian dari berbagai silsilah keluarga kerajaan Melayu ini disebut - sebutlah nama Raja Isa.
      Raja Isa sendiri adalah Putra dari Raja Ali dengan Permaisurinya yang bernama Raja Buruk binti Raja Abdulsamad. Raja Ali sendiri adalah cucu dari Yang Dipertuan Muda Riau V ibni Daeng Kamboja Yang Dipertuan Muda Riau III. Dari silsilah keluarga kerajaan tersebut, jelaslah bahwa Raja Isa masih keturunan Yang Dipertuan Muda Riau. Pada zamannya, Raja Isa adalah tokoh penting dalam keluarga kerajaan Riau..  Masih menurut sumber tulisan itu,   Raja Isa lah yang kemudian membuka sebuah perkampungan baru di Batam yang kemudian diberi nama ' Nongsa'.
      Terlepas dari  sejarah yang dikutip dari berbagai sumber diatas,  saat ini Kota Batam  terbilang cukup pesat pembangunannya.  Minimal untuk ukuran sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di luar pulau Jawa, jika dibandingkan dengan sebelum penetapannya menjadi daerah Otonom tahun 1999.  Pulau Batam yang pada awalnya merupakan sebuah Kecamatan berpusat di Belakang Padang dan merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau dengan Ibukotanya Tanjungpinang, tahun 1983 menjadi Kotamadya  Administratif dengan Walikotama pertama  Ir Usman Draman. Kotamadya Administratif  yang disandang Batam bertahan hinggan tahun 1999.  Kemudian meningkat menjadi kota Otonom dengan Plt Walikota  Drs Nazief Soesila Dharma.
       Peningkatan status menjadi daerah Otonom Kota Batam inilah mulai beranjak pembangunan pesat pulau Batam atau kota Batam. Namun harus diakui, peran besar Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam telah meletakkan fundasi pembangunan sejumlah infrasturuktur vital seperti Bandara Hang Nadim dan pembangunan 6 Jembatan fenomenal Trans Barelang,  tidak bisa dikesampingkan. Banyak infrasruktur yang sudah dibangun Badan Otorita Batam yang kemudian berganti menjadi Badan Pengusahaan Batam, menjadi modal besar Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk semakin meningkatkan pembangunan infrastruktur lainnya, seiring dengan kewenangannya  yang lebih luas sesuai dengan status Otonomi daerah.
      Pembangunan berkelanjutan infrasturktur kota Batam, memang  ada kalanya stagnan dan tidak mudah,  akibat krisis global yang dampaknya dirasakan.  Sebagai   contoh, krisis moneter  Juli 1997 lalu berlanjut tahun 1998 membuat pembangunan tersendat.  Kawasan industri Batamanindo  sejak tahun 1998 berangsur lesuh akibat banyaknya pabrik yang tutup  mengakibatkan karyawan terpaksa terkena PHK.  Tak hanya kawasan industri Batamindo, industry galangan kapal,  di kawasan Tanjung Uncang dan Sekupang banyak yang tutup.  Tragisnya, seiring dengan reformasi,  justru Batam semakin dibanjiri urbanisasi dari segala penjuru tanah air ditengah semakin merosotnya kegiatan industri.  Kendati demikian, Batam masih bisa menggeliat dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia,  sehingga pertambahan penduduk taak bisa dibendung.
        Bertahannya Batam di tengah perkonomian yang lesuh di seluruh Indonesia, memang tak terlepas dari fondasi perkonomian yang telah lama terbangun oleh Badan Otorita Batam.  Perjalannya kemudian, semangat Otonomi daerah yang memungkinkan Pemerintah Kota Batam semakin dapat berbuat kebijakan yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Melihat  perjalanan Otonomi daerah yang sudah dijalankan kota Batam, selepas Plt Walikota Nazief Soesila Dharma, maka pemilihan Walikota pertama kalinya secara resmi dilaksanakan tahun 2000 lalu oleh DPRD.  Drs. H Nyat Kadir yang memenangi pemilihan bersama Asman Abnur SE, selama lima tahun membenahinya cukup baik dan meletakkan fondasi pemerintahan otonom untuk dilanjutkan penggantinya.  Almarhum Drs Manan Sasmita yang sempat sebagai Plt Walikota untuk mengisi kekosongan jabatan, juga dinilai cukup berhasil meneruskan apa yang diperbuat pendahulunya..     Selanjutnya di era pemerintahan Walikota  Drs Ahmad Dahlam-Ir Ria Saptarika, pembangunan infrastruktur perkotaan semakin ditingkatkan hingga kemudian periode kedua kepemimpinan Ahmad Dahlan berduet dengan wakil HM Rudi SE pembangunan infrastruktur tetap dilanjutkan..
     Selepas kepemimpinan Ahmad Dahlan dua periode berakhir 1 Maret tahun 2016 lalu, maka tongkat estafet  kepemimpinan HM Rudi SE bersama Amsakar Achmad S.Sos MSi  saat ini, pembangunan infrastruktur  semakin meningkat.   Duet Walikota HM Rudi SE MM bersama Wakilnya Amsakar Achmad  banyak kaangan menilai, sebagai pemimpin yang saling melengkapi. Pasangan Walikota dan Wakil walikota HM Rudi-Amsakar Achmad  yang disebut saling melengkapi, dengan  melihat latar belakang duet tersebut.   Walikota HM Rudi SE MM  yang sudah kenyang di beberapa jabatan,  mulai dari mantan anggota  Polri, pengusaha sukses, anggota  DPRD  hingga Wakil Walikota Batam saat mendampingi Walikota Drs Ahmad Dahlan, merupakan modal besar untuk memajukan kota Batam lebih baik..
      Demikian juga Wakil Walikota Amsakar Achmad S.Sos MSi, merupakan birokrat murni yang sudah kenyang di berbagai jabatan Pemerintah Kota Batam.  Misalnya pernah sebagai  Kabag pembangunan hingga  Kepala dinas perdagangan hingga menjadi wakil walikota..  Di era pemerintahan Walikota HM Rudi dan Wakil walikota Amsakar Achmad saat ini, telah banyak melakukan terobosan pembangunan infrastruktur,  seperti pelebaran jalan sampai pembenahan drainase.   Pembangunan peningkatan infrastruktur kota yang semakin gencar dan terarrah ini, kendati APBD Kota Batam  deficit, duet Walikota dan Wakil kota ini mensiasatinya dengan pengurangan belanja yang kurang efisien untuk keberlangsungannya.    Hasilnya, dapat dilihat saat ini, hampir seluruh ruas jalan di kota Batam, utamanya di kawasan Nagoya dan Batam Centre, lebarnya sangat memadai.   Tak hanya di pusat kota,  tetapi juga sampai seluruh kawasan kota Batam,  seperti Bengkong,  kawasan Sagulung dan Batu Aji, seperti pelebaran jalan Kapling disambut positif masyarakat disana.
     Pembangunan infrasturuktur perkotaan ini di era duet HM Rudi-Amsakar Achmad tentu punya tujuan dan target. Lengkapnya infrasturktur daerah atau Kota, dapat dipastikan akan mengundang lebih banyak  wisatawan, baik wisatawan domestic maupun mancanegara.  Apalagi, kota Batam letak geografisnya yang sangat berdekatan dengan Negara tetangga, utamanya Singapura,  Malaysia dan Thailand, maka targetnya akan bisa menggaet wisatawan  Negara-negara tetangga tersebut,.  Bahkan lebih utama lagi, bisa  menggaet limpahan wisatawan mancanegara ke Negara itu, untuk berkunjung ke Batam.
    Industri manufacturing, menang diakui saat ini mengalami kelesuan, kendati ada sinyal investor asing sudah mulai masuk jika menyimak informasi dari Badan Pengusahaan Batam.  Namun pembangunan infrastruktur yang gencar dilaksanakan Pemerintah Kota Batam sejak tahun 2017 lalu hingga saat ini, jika nantinya sudah rampung, dipastikan  akan memunculkan pelaku-pelaku industtri pariwisata yang baru.  Sektor pariwisata, untuk menambah  pendapatan asli daerah,  cukup potensial bisa digapai bila  sarana dan prasarana terus dibenahi.  Teramsuk pem takterlepas dari bangunan infrastruktur,  pembuatan beberapa taman kota  hingga sarana taman margasatwa (kebun binatang) untuk menarik lebih banyak  wisatawan. 
       Sektor pariwisata  sejalan dengan  upaya pemerintah pusat  menggalakkan industry kreatif di setiap daerah, memang membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk  membangun sarana dan prarananya.  Tetapi harus diakui, devisa atau pendapatan  dari sektor  pariwisata//indusri kreatif  untuk memajukan suatu daerah, banyak daerah yang sudah berhasil.  Misalnya saja,  Bali dan NTB (Lombok sebelum gempa-red),  sangat tinggi pendapatannya dari sektor pariwisata.
Batam tentu lebih potensial bisa meningkatkan pendapatan darii sektor pariwisata,  jika melihat letak geografisnya  yang strategis,   berdekatan dengan Negara yang sudah terlebih dahulu maju pariwisatanta, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
           Peningkatatan pembangunan infrasturktur kota Batam yang digesa sejak dua tahun belakangan ini, kalangan masyarakat optimis, bahwa Batam sangat dimungkinkan menuju Kota Metropolitan hingga Megapolitan.  Hal ini memungkinkan,  mengingat letak geografis Kota Batam yang  begitu  dekat dan berbatasan langsung dengan Negara yang sudah tergolong maju, yaitu Singapura dan Malaysia termasuk Thailand dimana sektor pariwisatanya maju pesat. Apalagi  jika sampai melakukan study banding dan belajar ke Negara tetangga Singapura dan Malaysia termasuk Thailand bagaimana memajukan sektor pariwisata. Tanda ke arah kota Metropolitan memang semakin terpampang di depan mata.   Karenanya,  peran masyarakat kota Batam, tentu harus medukung langkah pemerintah kota Batam dalam pembangunan infrastruktur yang sedang giat digesa saat ini.  Masyarakat Batam, harus siap untuk menyambutnya dengan berbagai peran.  Sekecil apapun peran masyarakat,  dapat membantu pemerintah untuk mencapai  kota Batam menuju kota Modern,  terutama menuju kota Metropilitan yang siap menampung wisatawan domestik  maupun wistawatan mancanegara.  Peran masyarakat bisa diwujudkan di berbagai bidang.  Misalnya, dengan kesadaran menjaga kebersihan  lingkungan.  Tidak membuang sampah secara sembarangan. Tertib lalu lintas sebagai cermin suatu bangsa, hingga kesadaran membayar pajak atau retribusi daerah seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
       Bagaimana tanggapan masyarakat seputar pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan saat ini kendati di tengah defisit anggaran Pemko Batam beberapa tahun ini?  Pada umumnya disambut positif dan mengapresiasi kinerja duet  Walikota-Wakil walikota  HM Rudi dan Amsakar Achmad.  Pelebaran jalan di beberapa kawasan, kendati masih ada dalam pengerjaan, namun dinilai sudah dapat mengurangi kemacetan yang kerap terjadi selama ini.
Tokoh masyarakat Banjar di Batam Abdul Muis yang sudah bermukim di kota Batam 30 tahun lalu mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemko Batam saat ini, harus didukung masyarakat.  Itu artinya kata Abdul Muis asal Tembilahan Indragiri Hilir Riau itu, bahwa Pemerintah Kota Batam tidaak semata-mata bersandar ke sektor Industri ditengah merosotnya ekonomi global. Dana besar, tambah Abdul Muis memang sangat dibutuhkan untuk pembangunan sarana dan prasarana pariwisata termasuk perbaikan dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Lain halnya dengan Hamid yang mengaku berasal dari Cirebon Jawa Barat. Hamid yang mengaku sudah 15 tahun berada di Batam, sebenarnya menyambut positif pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemko Batam saat ini.  Hanya saja, banyak pedagang kaki lima yang akhirnya tidak bisa berjualan karena terkena pelebaran jalan. Ia berharap, pedagang kaki lima bisa ditempatkan di lokasi yang memadai yang bisa dijangkau masyarakat.   Namun pada intinya, senada dengan elemen masyarakat lainnya, Hamid mengakui, besarnya  potensi Batam  di bidang pariwisata untuk mendongkrak lebih tinggi pendapatan daerah.  Kedua orang diatas yang berbeda profesi ini pun dan elemen masyarakat lainnya,  mengucapkan  Dirgahayu Hari Jadi Batam ke 189,  semoga Batam semakin Berjaya dengan payung budaya Melayu dan sektor pariwisata menjadi andalan di masa depan di samping sebagai Kota Industri untuk menambah Devisa daerah.   Semoga.  (arifin) 

Diberdayakan oleh Blogger.