Header Ads

Limbah Lumpur Pembangunan Ternak Ayam Cemari Budidaya Ikan di Desa Gesek Kabupaten Bintan

 

Sinarkepri.co.id Bintan-. Limbah lumpur Pematangan lahan sekaligus pembangunan untuk pemeliharaan ayam yang berlokasi di Desa Gesek Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan mencemari kolam budidaya ikan tawar milik warga.

Seperti dialami Asiang,Seorang pembudidaya ikan tawar di desa Gesek RT 018 RW 005, Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan. Pria berusia lima puluhan ini memiliki kolam ternak ikan Nila dan Ikan Lele. Usaha tersebut telah lama ditekuninya,untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Namun belakangan, Asiang malah semakin terpuruk lantaran ikan yang dibudidayakannya banyak yang mati dan terapung di kolam tempatnya membudidaya. Namun setelah Asiang dan rekan sepenanggungan menyelidiki penyebab ikan nya mati, ternyata berasal dari limbah yang keluar sebuah proyek besar yang sedang menggesa pembangunannya.

Diperoleh informasi, bahwa proyek itu milik PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Perusahaan yang bergerak dibidang pembesaran  ayam  Berada tak jauh dari lokasi Asiang. 

Merasa dirinya dan beberapa orang rekannya telah dirugikan, akhirnya pergi bersama-sama menemui pihak perusahaan. Tujuannya, untuk meminta pertanggungjawaban pihak perusahaan atas kerugian yang dialami mereka.

Dikonfirmasi melalui layanan telepon, Asiang memaparkan, "Kalau suasana hujan, air disini menjadi keruh. Soalnya, air dari pintu depan (akses jalan yang ditimbunan oleh pihak perusahaan-red), turun ke lokasi saya ini. Jadi, air yang keruh itu masuk ke kolam saya. Kejadian ini  sudah hampir 7 bulanan "paparnya (15/05/2024).

Ditambahkannya. Memang pihak perusahaan sudah pernah turun untuk melihat secara langsung dan pernah berjanji mau mengganti kerugian kami.

Tapi sampai sekarang tak pernah terwujud, Jadi kami hanya diberi janji manis saja. Selain saya, masih ada lagi petani yang lain, yang kebunnya tertimbun lumpur, "imbuhnya.

Masih menurut Asiang. Ikan saya yang mati terapung saat itu, mencapai ribuan ekor, pak. Mulai dari bibit hingga induknya. Kerugian yang saya alami mencapai  lebih dari lima puluhan juta rupiah.

Kami sangat mengharapkan perhatian dari pihak perusahaan Khususnya, kerugian yang kami alami, "bebernya.

Disisi lain, Isran Ciomas, lelaki yang disebut-sebut sebagai pihak perusahaan, coba dikonfirmasi melalui layanan telepon. Dikatakannya, "wah saya masih di Pekanbaru, pak. Mengenai konfirmasi, nanti saya minta waktu sama pimpinan saya dulu ya pak, "ujar Isran di ujung telepon, (15/05/2024). 

Perusahaan ternama yang sedang melebarkan sayapnya di daerah ini, telah meresahkan dan menimbulkan kerugian terhadap sejumlah petani dan peternak ikan. Diminta kepada pihak  berkompeten untuk mengkaji ulang  perizinanya. (Saut M) 

 

Diberdayakan oleh Blogger.