Header Ads

Hadir di Pelantikan Pinkan Kepri, Walikota Rudi Apresiasi Seni Kolintang Minahasa

 
 
 
 
 
 
 
Batam – Wali Kota Batam Haji Muhammad Rudi menyambut baik terbentuk pengurus daerah Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Dia berharap kehadiran organisasi pecinta seni tradisional asal Minahasa tersebut akan semakin memperkaya khazanah seni budaya nusantara di Kota Batam, sehingga menambah potensi daya tarik wisata.

Harapan itu disampaikan Wali Kota Rudi saat memberikan pengarahan pada kegiatan Pelantikan Pengurus Daerah Kepri Pinkan Indonesia di DC Mall, Minggu (19/2/2023) malam. Pelantikan pengurus Pinkan pula dilakukan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pinkan Indonesia Ibu Penny Iriana Marsetio, dan ikut dihadiri Pembina Pinkan Indonesia Laksamana TNI (Purn) Marsetio, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

“Kita sangat apresiasi upaya mengembangkan seni budaya nusantara Kolintang ini. Upaya ini semakin mempertegas Kota Batam sebagai miniatur Indonesia dimana semua seni budaya nusantara ada di sini. Terlebih kita berupaya betul menghidupkan pariwisata, dan seni Kolintang ini dapat menjadi salah satu daya tariknya,” ungkap Rudi disambut aplaus dari pengurus dan undangan yang hadir.

Bukti hidupnya sektor wisata di Batam, sambung Wali Kota Rudi, daerah ini menempati urutan kedua setelah Bali dalam hal kunjungan wisata. Sebelumnya, kunjungan wisata Kota Batam selalu menempati urutan ketiga setelah Bali dan DKI Jakarta.

Untuk itulah, kata Wali Kota Rudi, pembangunan Kota Batam terus dilakukan agar dapat menopang industri pariwisata dan sektor lainnya. Dia pun memaparkan program pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim bekerjasama dengan Incheon Korea Selatan. Juga pelebaran jalan protokol dari Pelabuhan Batu Ampar melewati Bandara Hang Nadim menuju ke kawasan wisata Nongsa. Bahkan pihaknya sedang menyiapkan rencana pembangunan moda transportasi modern, Light Rapid Train (LRT) yang ditargetkan sudah mulai pengerjaan di tahun 2024.

“Saya sudah bicara dengan pihak Incheon terkait potensi budaya sebagai daya tarik wisata ini. Mereka bahkan menawarkan untuk menghidupkan seni budaya daerah-daerah. Nantinya di Bandara, ada Kolintang, ada seni tari Melayu dan sebagainya. Jadi pengunjung dapat melihat, Oh di sudut sini tari Melayu, di sudut sana ada Kolintang. Dengan begitu, pengunjung dapat melihat kekayaan budaya nusantara dengan hanya berwisata ke Batam,” papar Rudi.

Secara khusus, Wali Kota Rudi juga meminta Kadis Pariwisata Ardiwinata untuk mengakomodir seni Kolintang dalam even-even wisata. Dia berharap dengan majunya ekonomi, pembangunan dan pariwisata akan menggairahkan seni budaya daerah sehingga perasaan bangga dan memiliki terhadap Kota Batam ini semakin tinggi di kalangan masyarakat.

“Batam ini kita bangun untuk kesejahteraan kita bersama. Saya katakan ini supaya kita bangga bahwa Batam ini milik kita bersama. Kita harus kompak dan bersatu,” tegas dia.

Sementara itu Laksamana (Purn) Marsetio memuji pesatnya pembangunan Kota Batam dibawah kepemimpinan Wali Kota Rudi. Selain itu Batam juga memiliki potensi besar sektor pariwisata. “Potensi Batam ini sangat besar, dan kita melihat pertumbuhan ekonominya luar biasa. Itu underleadership Pak Rudi,” ungkap Marsetio disambut tepukan yang hadir.

Marsetio yang pernah bertugas di Lantamal Tanjungpinang mengaku sudah lama mengenal Rudi. Untuk itulah dia sangat berterima kasih atas sambutan hangat Wali Kota Rudi terhadap pengembangan seni Kolintang.

“Kita sudah ajukan Kolintang ini sebagai warisan dunia ke Unesco. Pembentukan pengurus hingga ke daerah ini juga kita lakukan dalam rangka Goes to Unesco,” jelas Marsetio.

Sebelumnya, Ibu Penny Marsetio juga mengharapkan binaan dari Wali Kota Rudi terhadap penggiat Kolintang di Batam dan Kepri. Menurutnya, Kolintang merupakan suatu potensi dan keindahan budaya dari tanah Kawanua untuk Indonesia.

Kepengurusan Pinkan Kepri sendiri dipimpin Cristian Warouw Tampinawa. Ditemani sejumlah rekannya, Cristian dilantik langsung oleh Ibu Penny Marsetio selaku Ketua Umum Pinkan Indonesia.

“Kami sangat berharap dukungan pemerintah untuk pengembangan seni Kolintang ini. Yang paling penting juga dukungan dari seluruh kelompok masyarakat terutama warga Batam asal Minahasa,” ungkap Cristian.

Pada pelantikan itu juga ditampilkan permainan musik Kolintang. Alat musik tradisional ini sangat mirip Gamelan Jawa, namun gamelan dimainkan sambal duduk, sementara Kolintang dimainkan sambal berdiri. Malam itu, dengan kombinasi beberapa pemain, ketukan Kolintang membuat sebagian besar mereka yang hadir ikut menyanyikan lagu daerah Minahasa. (mcb)

Diberdayakan oleh Blogger.