Header Ads

Mendukung Pertumbuhan dan Pengembangan Industri Penerbangan Nasional

Pusat Perawatan Pesawat Udara – Batam Aero Technic (BAT) Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam

“Nilai Investasi Rp 7,29 Triliun serta dapat Menyerap Tenaga Kerja 9.976 Orang pada 2030”
Mampu Menghemat Devisa Rata-Rata 65-70% dari Kebutuhan MRO Maskapai Penerbangan Nasional Senilai Rp 26 Triliun per Tahun

Keterangan pendukung: Penyerahan PP 67/ 2021  oleh (kiri) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI), Airlangga Hartarto kepada (kanan) Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait.


sinarkepri.co.id.BATAM – 12 Juni 2021-. Batam Aero Technic (BAT) sebagai pusat perawatan dan pengerjaan pesawat udara (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO) member of Lion Air Group hari ini (12/ 06) mengumumkan telah mendapatkan persetujuan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, tertuang dalam ketetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Batam Aero Technic.
 

Peresmian BAT sebagai KEK di Batam dijalankan sebagaimana pedoman protokol kesehatan bertempat di fasilitas BAT oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI), Airlangga Hartarto; Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita; Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad; Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sekaligus Walikota Batam, Muhammad Rudi; Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait; Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya dan disaksikan oleh jajaran lembaga/ institusi terkait.  


BAT dan para pemangku kepentingan segenap pihak yang terkait (stakeholder) perlu berkomitmen dalam memperlancar dan mewujudkan keberhasilan (kesuksesan) pengembangan KEK BAT di Batam. BAT telah memenuhi kriteria-kriteria menurut ketentuan tentang penyelenggaraan KEK dan memenuhi kualifikasi rencana bisnis yang mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional khususnya industri aviasi. Nilai investasi Rp 7,29 triliun serta dapat menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030. Kehadiran KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 65-70% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
 

Dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang diprediksi memiliki rata-rata (kisaran) 12.000 unit pesawat udara dan nilai bisnis sebesar US$ 100 miliar pada 2025.  Batam Aero Technic yang mulai beroperasi pada 2014 merupakan perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat atau Maintenance Repair and Overhaul (MRO) yang didirikan dengan tujuan untuk merawat dan memperbaiki pesawat-pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan yang tergabung dalam Lion Air Group seperti Lion Air, Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air, Thai Lion Air serta Angkasa Aviation Academy (sekolah pilot).
Capability yang dimiliki oleh Batam Aero Technic saat ini adalah perawatan Airbus 320, Boeing 737 series, Airbus A330, Hawker 800/ 900 XP, ATR 72 500/ 600 serta memperkerjakan kurang lebih 2.000 personil (sumber daya manusia) dengan jumlah investasi yang sudah tertanam sekitar 1 triliun rupiah (Rp 1 triliun). 


Batam Aero Technic telah memiliki 4 (empat) unit hanggar perawatan pesawat dengan daya tampung 12 pesawat Boeing 737, Airbus 320, 1 (satu) unit hanggar untuk pembersihan permukaan cat pada badan pesawat (paint stripping) sebelum masuk proses pengecatan ulang (painting) dan perawatan pesawat, 1 (satu) unit hanggar untuk pengecatan dan perawatan pesawat, 1 (satu) gedung suku cadang seluas 4.000 m2, dan 1 (satu) unit gedung sarana perawatan komponen pesawat (workshop). Sarana perawatan dan perbaikan telah dibangun diatas lahan seluas 30 hektar (Ha) yang disediakan oleh Badan Pengusahaan Batam.  Logistik BAT mencakup gudang peralatan, komponen (tools and sparepart) untuk pekerjaan yang berkaitan pabrikasi (maintenance workshop), seperti cabin item: dapur pesawat (galley), toilet pesawat (lavatory), kompartemen bagasi kabin (headrack), furnishing (seat, coverseat, carpet, handrest) dan lainnya.
 

Kawasan industri BAT telah terbangun sejalan pada lahan tahap 1 dan 2 seluas 6 hektar (Ha). Saat ini dalam pembangunan tahap 3.  Pada pembangunan hanggar tahap 3, BAT berencana membangun 8 (delapan) unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat udara tipe Boeing 737 dan Airbus 320. Delapan unit hanggar ini diharapkan dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri.
 

BAT menyampaikan rasa terima kasih atas terbentuknya sebagai KEK di Batam dalam upaya melakukan pengembangan usaha dengan tujuan sinergi positif sektor aviasi. Iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia. Dalam hal ini, pelaku usaha dibidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan.
 

KEK BAT di Batam ini optimis akan mampu mendorong perseroan (Batam Aero Technic) untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini sejalan rancangan kerja berkelanjutan (master plan). Harapan utama, dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi sehingga dapat menekan angka pekerjaan berbagai perawatan pesawat ke luar negeri.
 

Dalam menciptkan dan membangun industri MRO Indonesia berdaya saing di kancah global, BAT memiliki kesungguhan senantiasa mendorong perawatan pesawat udara yang semakin efisien.  Pembentukan dan pengembangan KEK BAT di Batam siap beroperasi sejalan mendukung program pemerintah dalam menciptakan ekosistem yang kondusif industri penerbangan nasional.dan akan dilakukan evaluasi pembangunan setiap tahunnya.
Langkah strategis untuk mendukung operasional dimaksud, tersedianya jumlah SDM atau tenaga kerja berdaya saing, BAT bersama Lion Air Group Training Center (LGTC) yang bergerak dibidang pendidikan khususnya pendidikan aviasi telah menambah tenaga kerja dengan keahlian sebagai mekanik atau teknisi pesawat udara sesuai kebutuhan.
 

Selain itu, dilakukan kerjasama dengan Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bidang aviasi yang bertujuan menjamin tersedianya tenaga kerja khususnya mekanik dan teknisi pesawat udara. Konsentrasi kerjasama tersebut menjadi bagian dari pengembangan SDM dalam rangka membentuk personil yang berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja, dan loyalitas kerja. Seluruh pihak yang terlibat menegaskan, SDM yang berkualitas akan mendukung perusahaan untuk lebih berkembang dan mencapai tujuan. (danang mandala prihantoro/red)

 










Diberdayakan oleh Blogger.