Sosok Suardi Pasaribu, Dari Pelaut, Wartawan Hingga ke Pedagang Obat dan Pemilik Media
Sinarkepri.co.id.Tangerang-Barangkali bagi wartawan
angkatan tahun 70 an hingga awal Reformasi tahun 1998 yang masih ada atau eksis
pada saat ini, nama Suardi Pasaribu pasti dikenal. Sosok nama tersebut
diatas, masih aktif dalam dunia kewatawanan hingga tahun 2005 lalu.
Namun seiring dengan pertambahan penerbitan media cetak sejak
ditiadakannya SIUP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) di era Almarhum Presiden
Abdurrahman Wahid (Gusdur) wartawan wartawan lama mulai surut.
Banyak yang telah menghadap sang Ilahi, tetapi tak sedikit yang mengundurkan
diri disebabkan beberapa faktor.
Ada
yang mundur atau menghilang karena faktor idealisme. Sebab bagi
wartawan lama, idealisme itu sangat mutlak dan penting seraya beranggapan,
bahwa mayoritas wartawan sejak era reformasi kehilangan idealisme atau jati
diri yang sebenarnya sebagai jurnalis dalam tanda kutip? Atau karena
sebagian tidak lagi mampu bersaing dengan wartawan baru. Lebih utama, kurangnya
rasa solidaritas dan soliditas yang bisa dimaklumi karena pertumbuhan media dan
personal awak media yang hampir tiga ratus kali lipat dibandingkan
sebelum tahun 1998 (era Reformasi-red).
Dahulu sebelum era reformasi, untuk menyandang predikat wartawan itu sangat
sulit, apalagi mencapai jabatan puncak sebagai pemimpin redaksi. Coba
dibandingkan dengan era sekarang ini atau sejak reformasi bergulir, tak hanya
wartawan, untuk jabatan pemimpin redaksi pun, sangat mudah digapai.
Tetapi tidak ada pihak atau kebijakan yang disalahkan atau disesalkan. Zaman
memang sudah berobah dan akan terus berobah ke arah mana nanti perjalanan media
ke depan.
Begitu juga halnya sosok Suardi Pasaribu, wartawan era tahun 70 an,
kelahiran 2 April Mei 1953 dari kota Padang Sidempuan Tapanuli Selatan.
Merantau dari kota kelahirannya ke Tanjungpinang tahun 1970 mengawali kiprahnya
sebagai pelaut yang melanglang buana ke manca negara. Setelah tujuh tahun
mengarungi lautan, akhir tahun 1976 memulai profesi baru sebagai juru warta
Surat Kabar Mingguan Barata terbitan Jakarta.
Kemudian berganti-ganti media, dari Surat Kabar Mingguan Peristiwa yang
terbit di Banda Aceh, Surat Kabar Mingguan Taruna Baru terbitan Medan, Majalah
Detektif Spionase (DS) juga terbitan Medan hingga sempat menerbitkan Majalah
Barelang Expos tahun 2000 lalu, saat Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid
meniadakan SIUPP. Namun seiring dengan persaingan ketat dan menjamurnya
penerbitan media cetak waktu itu, Majalah yang terbit di Batam itu, perlahan
meredup, terutama disebabkan biaya cetak yang mahal. Tahun 2005
tepatnya, Suardi mencoba profesi baru sebagai pedagang obat keliling ke seluruh
kota-kota di Indonesia yang dilakoni hingga saat ini.
Namun ternyata naluri sebagai seorang jurnalis, sulit untuk ditinggalkan,
sehingga bulan Januari 2021 bersama Effendy dan Muhammad Janji (Ketiganya
merupakan jurnalis lama tahun 80 an kembali terjun ke dunia yang
membesarkannya. Menerbitkan media online Indonesiatopnews.com. Untuk
sementara masih berkantor di kawasan Pasar Pelita Lubuk Baja, tepatnya Jln
Teuku Umar bersebelahan dengan media Sinarkepri.co,id. Tak
mengherankan, bahwa sosok Suardi bagi wartawan yang baru. barangkali tak
banyak yang mengenalnya. Demikian juga di kalangan pejabat, banyak tak
mengenalnya karena jarang muncul di acara-acara.
Namun sedikitnya masih ada beberapa pejabat yang mengenalnya, seperti bapak Walikota Batam HM Rudi mungkin masih mengenalnya, yang dikenalnya saat Bapak HM Rudi masih anggota Polri dan bertugas di Kantor Samsat Sekupang hingga tahun 2000 an. Tak lupa juga Suardi Pasaribu mengagumi kemajuan pesat kota Batam saat ini dibawa pimpinan Walikota Batam HM Rudi.
Suardi Pasaribu bersama Walikota Batam HM Rudi beberapa waktu lalu
Suardi Pasaribu juga bangga, atas marga dari kampung halamannya Tapanuli
Selatan yang ditabalkan kepada Walikota Batam HM Rudi dan Ibu Marlin Agustina
isteri Walikota yang merupakan wakil gubernur Kepri beberapa waktu lalu,
membuktikan kedekatan Walikota Batam ke semua elemen masyarakat, terutama
karena keberhasilan Walikota HM Rudi membawa kemajuan pesat kota Batam saat
ini.
Suardi
Pasaribu yang sudah berusia 71 tahun bulan April lalu, dikaruniai
sembilan putera dan puteri dari empat isterinya.. Anak-anaknya
berdomisili di beberapa kota hingga di luar negeri. Seperti,
Jakarta, Kuala Tungkal Jambi, termasuk empat orang di Batam,
Belakang Padang dan seorang lagi di negara tetangga Singapura. Itulah
sekilas Suardi Pasaribu, sosok wartawan lima dekade yang masih tetap eksis
bertahan hingga saat ini. (Efendy)