Kabar Duka, Pendeta SAE Nababan Meninggal Dunia
Pdt Dr SAE Nababan (Foto: ist)
Jenazah pendeta senior dari Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) ini disemayamkan di Rumah Duka RSPAD, lantai 2 ruang N, Jakarta dan pemakaman akan dilakukan di kampung halaman, Siborongborong, Tapanuli Utara. Pendeta SAE Nababan merupakan pria kelahiran 24 Mei 1933 di Tarutung, Tapanuli Utara. Ia adalah lulusan Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (sekarang STFT Jakarta) tahun 1956 dan pada tahun yang sama ditahbiskan menjadi pendeta.
Setelah menjalani pelayanan sebagai pendeta pemuda di HKBP Medan, dia menempuh studi di Universitas Ruperto Carola, Heidelberg, Jerman – lulus Doctor Theologiae pada Februari 1963. Sejak muda, Pendeta SAE telah aktif dalam pelayanan ekumenis dan sosial kemasyarakatan. Ia pun cukup dikenal di gerakan ekumenis baik tingkat nasional, Asia maupun dunia.
Sembari
dipercayakan peran sebagai anggota Parhalado Pusat HKBP, Pendeta SAE berperan
cukup lama, dari 1967-1984, sebagai Sekretaris Umum Dewan Gereja-gereja di
Indonesia (DGI) yang kemudian berganti nama menjadi Persekutuan Gereja-gereja
di Indonesia (PGI). Ia kemudian menjadi ketua umum di lembaga ekumenis tersebut
pada 1984-1987
SAE juga mengemban sejumlah jabatan di berbagai forum ekumenis dunia seperti Lutheran World Federation (LWF), Christian Conference of Asia (CCA), United Evangelical Mission (UEM) dan Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches, WCC). Bagi masyarakat Indonesia, namanya lebih dikenal saat menjadi pimpinan (Ephorus) HKBP selama 1987-1998.
Di periode kedua kepemimpinannya (1992-1998), rezim Orde Baru
melakukan intervensi pada pemilihan pimpinan HKBP, karena SAE dianggap cukup
kritis menyerukan penghargaan atas kemanusiaan dan prinsip demokrasi. Ini
memunculkan dualisme kepemimpinan di HKBP yang baru selesai setelah
pemerintahan Soeharto berganti. SAE
termasuk salah satu inisiator untuk mempertemukan tokoh dan kelompok reformasi
yang akhirnya melahirkan Deklarasi Ciganjur dan mengamanatkan agenda reformasi
Indonesia. Sumbangsih pemikiran SAE
Nababan bagi gereja dan masyarakat Indonesia terangkum dalam sejumlah khotbah
dan tulisannya. Salah satunya dalam buku catatan perjalanan beliau bertajuk
Selagi Masih Siang yang telah terbit tahun lalu. (OKENEWS)