Header Ads

Penundaan Penggusuran, Warga Trans Barelang Berterimakasih dan Apresiasi Pemko Batam

Ketua Tim Terpadu Drs Yusfa Hendri MSi (foto/net)

sinarkepri.co.id.Batam-Pemerintah Kota Batam sejak kepemimpinan Muhammad Rudi - Amsakar Achmad tengah gencar-gencarnya membangun infrastruktur perkotaan. Jalan-jalan diberlebar menjadi beberapa ruas. Demikian juga infrastruktur lainnya, seperti pembangunan gorong-gorong, pembuatan kanal kecil untuk penampungan air mencegah banjir, sudah cukup memadai. Hasilnya, dapat dilihat saat ini, cukup membuat masyarakat kota Batam puas atas kerja Pemko Batam selama lima tahun pertama kepemimpinan Rudi-Amsakar. Pencapaian pembangunan infrastruktur kota Batam, bahkan membuat kagum mantan Dandim 0316/Batam Edy Rahmayadi saat berkunjung ke Kota Batam 2018 lalu. Kini di periode kedua kepemimpinan Rudi-Amsakar, akan terus melakukan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur kota Batam. Muaranya tentu untuk kepentingan masyarakat kota Batam dan sasarannya lebih menyempurrnakan apa yang telah dicapai pada pemerintahan Rudi-Amsakar periode pertama 2016-2021. Pembangunan dan pembenahan infra sturuktur perkotaan, tengah disusun di beberapa kawasan kota Batam. Semisal kawasan bundaran Barelang akan ditata rapi dengan pembangunan Icon kota Batam, termasuk pembuatan Air mancur melalui pelebaran jalan menuju Rempang Galang sebagai kawasan wisata.

 Demikian juga penataan kawasan bundaran Base Camp Batu Aji. Keberlanjutan pembangunan infrastruktur kota Batam, pastinya akan mendapat dukungan masyarakat kendati mesti ada yang harus dikorbankan. Seperti pelebaran untuk penataan bundaran jalan raya Barelang, harus diadakan penggusuran. Penggusuran ratusan warga yang menggantunkan hidupnya dari geliat perkonomian selama berpuluh taahun, harus rela nanti untuk direlokasi atau dipindahkan. Penataan bundaran Barelang, sebenarnya sudah direncanakan jauh sebelumnya dan telah mengkomunikasikannnya kepada warga penghuni disana. Beraneka ragam aktifitas sepanjang kawasan jalan raya Trans Barelang, mulai dari pedagang, bengkel dan kegiatan jasa lainnyaa sudah sejak puluhan tahun lalu. Kepada media ini, ada yang menyebut, sudah 15 tahun berjualan. Lantas yang menjadi pertanyaan, akankan warga yang mengantungkaan hidupnya akan segera tergusur? Ternyata pemerintah kota Batam ditengah gencarnya pembangunan infrastruktur, tidak serta merta akan segera menggusurnya. Pembangunan memang harus jalan terus untuk kemaslahataan masyarakat.

 Namun sisi kemanusiaan, juga tak kalah penting ditempuh pemerintah kota Batam untuk menunda sampai dicarikan solusinya untuk merelokasi warga yang menggantungkan hidupnya maupun warga yang sudah bermukim lama. Konon ruas jalan mulai dari Tembesi Tower hingga bundaran akan digusur 35 meter kiri kanan atau row 35 meter. Dengan pembebasan row 35 meter kiri kanan jalan, dapat dihitung ratusan pedagang dan warga yang bermukim akan terkenan Sejumlah warga yang menggantungkan hidupnya selama ini, sejak Januari lalu sudah merasa was was dan khawatir atas nasib mereka. Beberapa kali kepada wartawan media ini menyampaikan keluhan bagaimana nasib mereka. Kebetulan, sejak Februari lalu, sudaah dua kali menerima surat dari tim terpadu yang akan membongkar. Surat pertama yang ditandatangani Ketua Tim Yusfa Hendri diultimatum agar warga bermukim di row 35 meter kiri kanan jalan segera membonggkarnya paling lambat tanggal 2 maret lalu. Kemudian surat kedua diultimatum lagi paling laambat tanggal 6 Maret. Surat dari Tim Terpadu yang memberi tenggal waktu, sebenanya tidak salah. Sebab, sejak tahun 2020 lalu, bangunan di pinggir sepanjang jalan Trans Barelaang menuju Galang Rempang sudah didata melalui Tim terpadu.

Pendataan masih terlihat jelas melalui nomor-nomor di dinding bangunan sampai saat ini. Namun pertimbangan sisi kemanusian apalagi ditengah kelesuan perekonomian masyarakat akibat pandemi covid-19, pemerintah kota Batam untuk sementara menunda penggusuran. Masyarakat yang bermukim di kawasan itu, sangat berterima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah kota Batam atas penundaan penggusuran tersebut. Juga kepada komisi I DPRD kota Batam yang juga turut meminta Pemko Batam untuk menunda penggusuran. Sejumlah pedagang di pinggiran jalan raya Trans Barelang kepada media ini, Selasa (23/3) menjelaskan, sangat mendukung pembanguan yang gencar dilaksanakan selama kurang lebih lima tahun dibawah duet Rudi-Amsakar, termasuk penataan simpang Barelang. Hanya saja, untuk sementara ini, mereka mengaku, selama ini menggantungkan hidup sehari-hari dari kegiatan usaha di kawasan itu. Maka harapan mereka, masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan pindah. "Namun yang pasti, kami sangat berterima kasih atas penundaan penggusuran yang seharusnya tanggal 6 Maret lalu batas waktunya", ujar salah seorang pedagang Selasa (23/3) di simpang Barelang kepada media ini.  Ketua Tim Terpadu  Pengawasan dan Penertiban Terhadap Pelanggaran Perda Drs Yusfa Hendri yang dikonfirmasi Rabu (24/2) terkait kapan pelaksanaan penggusuran dan dimana relokasi, menyarankan, untuk menghubungi Asisten Ekonomi Pembangunan Pak Pebrialin. (arifin)


Diberdayakan oleh Blogger.