Header Ads

2.144 Seragam Dibagikan di 7 SMP Negeri



 Media Center Batam – Sebanyak 2.144 seragam dibagikan ke peserta didik baru SMP negeri di Batam, Jumat (14/8). Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan seragam tersebut merupakan bagian dari 13.570 seragam gratis yang diberikan Pemerintah Kota Batam bersama Bank Riau Kepri.  “Hari ini kita membagikan di empat lokasi untuk siswa di tujuh SMP negeri,” kata Hendri di SMPN 43 Batam di Batam Kota.
         Ia merinci, pembagian di SMPN 43 sebanyak 414 set seragam sekolah untuk murid baru SMPN 43 dan SMPN 31. Kemudian di SMPN 10 dibagikan 761 pakaian seragam untuk siswa SMPN 10 dan SMPN 6. Selanjutnya sebanyak 596 seragam dibagikan untuk siswa SMPN 45 dan SMPN 29 di Bengkong. Dan 374 seragam sekolah untuk siswa SMPN 41 di Lubukbaja.
        Hendri mengatakan bantuan seragam ini adalah bentuk perhatian dan kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Terutama di masa pandemi corona virus disease (covid-19) yang sangat berdampak terhadap kondisi ekonomi.   “Sebelumnya, saat PPDB (pendaftaran peserta didik baru) Wali Kota Batam, Bapak Muhammad Rudi sudah membuat kebijakan untuk menerima seluruh siswa yang daftar di SD dan SMP negeri. Ini kebijakan yang sangat membahagiakan bagi kita semua.
       Lalu  Pak Wali juga berpesan sekolah tak boleh memaksakan siswa beli seragam baru. Solusinya, Pak Wali memberikan bantuan seragam melalui CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) Bank Riau Kepri yang kita bagikan sekarang,” paparnya.   Pada pembagian seragam ini, Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Batam, Marlin Agustina Rudi juga hadir.
       Kesempatan tatap muka ini dimanfaatkan Marlin untuk menyampaikan beberapa pesan kepada orang tua. Khususnya ibu-ibu yang sebagian besar membimbing anaknya selama proses belajar di rumah.   “Saya sangat konsen tentang pendidikan ini. Pendidikan Kota Batam ini sangat luar biasa. Angka wajib belajar 9 tahun di Kota Batam sudah di atas nasional. Sarana prasarana juga luar biasa. Tinggal bagaimana kita memberikan pendidikan yang berkualitas,” tutur Marlin. Selain sebagai Bunda PAUD, ia juga merupakan seorang ibu dengan anak-anak yang masih bersekolah. Ia pun menghadapi sendiri sulitnya mengajar anak selama masa belajar daring.
      Marlin pun akui pernah terlepas memarahi anak sebab emosi. Namun dari itu semua, banyak juga hikmah yang bisa didapat. Antara lain ibu-ibu diharuskan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan utamanya di bidang teknologi informasi.  “Kita pun jadinya harus belajar. Sebelum ada covid ini HP kita gunakan untuk Facebook, online shopping, dan media sosial lainnya. Sekarang sudah tak sempat lagi. Karena kita sibuk bantu anak kita. Saya juga begitu ibu. Saya jadi belajar. Memang tak mudah. Tapi itu harus kita lakukan,” ujarnya. (MCB)
Diberdayakan oleh Blogger.