Tak Mau Jadi Gubernur Risma Pilih Jadi Presiden
![]() |
Foto Ilustrasi RADAR SURABAYA |
Diajukannya nama wali kota kelahiran Kediri itu terungkap setelah
Presiden UCLG Aspac Won Hee Ryong membocorkan sedikit tentang pemilihan
penggantinya. Dia menyebutkan bahwa Risma kemungkinan menjadi calon tunggal.
“Sejauh ini kita hanya miliki satu kandidat. Banyak yang berharap dan
mengusulkan beliau (Risma) menjadi presiden UCLG Aspac dan berharap bisa
membawa perubahan," kata Won Hee Ryong, Kamis (13/9).
Gubernur Jeju, Korea Selatan tersebut tidak heran munculnya suara yang
mendorong Risma maju sebagai presiden UCLG Aspac. Segudang prestasi dalam
mengubah wajah Kota Pahlawan telah menjadi bukti. Menurutnya, alumni ITS itu
mampu menjadikan Surabaya menjadi bersih, nyaman, dan indah dengan banyaknya
taman kota dan hutan kota. “Agenda utama kongres ini memang memilih Presiden
UCLG Aspac. Saya berharap Risma menjadi Presiden UCLG Aspac yang luar biasa,”
jelasnya.
Won Hee Ryong menambahkan, UCLG Aspac
sudah banyak membentuk komite dan juga komitmen selama empat tahun belakangan
ini. "Kami berharap ada kerja sama dengan keanggotaan yang lebih besar dan
kuat ke depannya," sebutnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini rupanya sudah memiliki
pandangan UCLG Aspac ke depannya. Dia mengatakan, ingin memperkuat kearifan
budaya lokal untuk membangun kota, terutama ketahanan kota atau daerah terhadap
ancaman bencana. "Saya sebetulnya belum bisa bicara tentang itu (program).
Tapi saya melihat permasalahan yang mendesak,” kata Risma.
Salah satuya tentang permasalahan
bencan alam. Banyak kota yang sekarang ini dalam kondisi kritis akibat dampak
global warming atau pemanasan global. Keadaan tersebut harus segera diantisipasi.
Risma pun berencana menggunakan kearifan lokal sebagai salah satu jalan keluar
terhadap situasi darurat tersebut.
“Saya kosentrasikan pencegahan. Karena banyak kota yang akan sangat
kritis karena global warming. Maka dari itu kota-kota harus membuat program
seefisien mungkin. Tanpa terlalu banyak mengeluarkan dana. Salah satu caranya
dengan kearifan lokal,” sebutnya. Secretary General UCLG Aspac Bernadia Irawati
Tjandradewi mengungkapkan, penyelenggaraan kongres di Surabaya sangat
diapresiasi oleh para anggota seiring dengan meningkatnya jumlah peserta
kongres. "Kami menargetkan jumlah peserta 800 orang, tapi sekarang sudah
mencapai 1.200 orang yang melakukan registrasi," kata Bernadia.
Bernadia menambahkan, tema kongres tahun ini adalah menciptakan inovasi,
kota ramah anak dan pembangunan yang berkelanjutan. Ia juga mengakui kalau
banyak kota di dunia yang masih belum menerapkan sustainable city atau kota
berkelanjutan. Tapi banyak juga kota yang menuju kondisi itu.
"Isu goal menjadi smart city
dalam pembangunan kota yang berkelanjutan dengan kearifan budaya lokal akan
menjadi bahan yang menarik dalam pembahasan kongres nantinya," tandasnya. (bae/nur/ (sb/bae/jek/JPR)