Header Ads

PT Bandar Abadi Shipyard Tidak Transparan Tentang Dua Karyawan yang Meninggal Kecelakaan Kerja - Berusaha Menutup-nutupi Penyebab Kecekaan



Sinarkepri.co.id-Batam--Kasus keceakaan kerja yang terjadi di PT Bandar Abadi Shipyard Sabtu (9/6) lalu,  sepertinya akan mengendap atau dipetieskan.   Hal itu terungkap saat media  ini akan menkonfirmasikan kembai perihal  kronologis terjadinya kecelakaan kerja tersebut Selasa (12/6) siang ke kantor PT BAS Tanjung Uncang.   Sejumlah wartawan  beberapa hari  ini memang ramai akan mengkonfirmasi atas terjadinya kecelakaan kerja tersebut hingga merenggut nyawa dua orang karyawannya.    Petugas Satpam di pintu depan menyebut, bahwa management atau pimpinan tidak mengijinkan wartawan masuk  selain hanya beberapa orang saja.   “Baru saja hanya diijinkan dua orang masuk wartawan masuk karena sudah mempunyai ijin dari pimpinan. Kalau bapak sudah mempunyai ijin, baru diijinkan masuk”, kata  Anang, petugas Satpam di pintu depan masuk.
          Terjadinya semacam  diskriminasi terhadap sejumlah wartawan untuk konfirmasi tentang penyebab kecelakaan kerja yang menyebabkan dua karyawan meninggal, tentu menimbulkan pertanyaan.  Ada apa  yang ditutup-tutupi perusahaan galangan kapal ini?.   Akhirnya sejumlah wartawan pulang tanpa bisa melakukan konfirmasi.   Sebenarnya beberapa awak media akan mengisi buku tamu untuk membuktikan, bahwa benar-benar akan melakukan konfirmasi untuk menghindari berita sepihak.   Tetapi Satpam tetap bersikeras tidak mau memberikan buku tamu untuk disi dengan alasan tidak ada ijin dari pimpinan.
      Kapolsek Batu Aji Kompol  S Dalimunthe yang dikonfirmasi seputar kecelakaan kerja di PT Bandar Abadi Shipyard yang kebetulan berada di halaman Mapolsek Selasa (12/6) siang, usai meninggalkan kantor PT BAS,  membenarkan peristiwa kecelakaan kerja tersebut.   Namun Kompol Dalimunthe menyebut, ia tak terlalu menguasai permasalahan itu sehingga disarankan menemui Kanitreskrim.   Kanitreskrim Ipda Pol Yanto SH  saat itu sedang  rapat internal dengan anggota sehingga anggotanya menyebut, belum bisa ditemui.   
         Hanya saja, media ini sudah dua kali  akan mengkonfirmasikan peristiwa kecelakaan kerja itu ke kantor PT Bandar Abadi Shipyard sejak Senin (11/6), namun tidak berhasil.  Ironisnya, ada sebagian wartawan yang diijinkan masuk sehingga terkesan adanya diskriminasi.  Namun sepertinya kasus kecelakaan kerja ini sengaja ditutup-tutupi sehingga enggan menerima kehadiran beberapa awak media yang akan memberitakannya.  Salah seorang wartawan yang diijinkan masuk yang tidak bersedia menyebut jati dirinya kepada media ini mengakui, memang saat bertemu di dalam kantor,  pihak management meminta, agar peristiwa tersebut tidak usah diberitakan.    Tak jelas memang maksud dari management  PT BAS itu yang meminta agar jangan diberitakan.  Wartawan media yang berhasil masuk ke dalam kantor PT BAS itu menambahkan,  jika untuk konfirmasi mengenai kecelakaan kerja tersebut,  tidak akan mungkin managemen perusahaan PT BAS mau menjelaskan,  seraya member isyarat,  agar tak usah disebut untuk konfirmasi, katanya kepada media ini.  .
      
           Seperti diketahui,  kecelakaan kerja di perusahaan galangan kapal, sudah kerap terjadi beberapa tahun belakangan ini.  Seperti  yang terjadi di kapal tangker Gamkonora milik Pertamina yang sedang dikerjakan di PT ASL Siphiyard, waktu itu tepat hari Kamis 7 September 2017 lalu, dimana terjadi kebakaran hebat di kapal tangker tersebut menyebabkan 5 karyawan  PT ASL Shipyard tewas.     Kali ini  kembali  terjadi di PT Bandar Abadi Shipyard Tanjung Uncang hingga dua orang karyawannya tewas.   Kecelakaan kerja ini terjadi Sabtu (9/6) 2018 yang menimpa dua orang pekerjanya yaitu,  Joe Sihombing (17 tahun-dibawah umur, red)  dan Muslim Ritongan (24). Kedua karyawan yang meninggal tersebut, disebut-sebut merupakan karyawan subkontrak PT SJ (Sukses Jonatan). 
       Kedua karyawan tersebut  ditugaskan  untuk melakukan pembukaan tutup tangki di dalam kapal tongkang sekira pukul 10.00 WIB.  Namun kedua karyawan tersebut diketahui lama tidak muncul-muncul.   Ternyata disebut-sebut meniukan sumber media ini, kedunya ditemukan telah tewas sekira pukul 15.30 WIb.   Pihak kepolisian dari Polsek Batu Aji  sudah  turun ke TKP setelah mendapat informasi atas terjadinya kecelakaan kerja tersebut.   Setelah kedua korban sempat dibawah ke Rumah Sakit Embung Fatima, selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan proses selanjutnya.   Salah seorang korban yaitu Muslim Ritonga telah diterbangkan ke kampung halamannya di Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara.  Sementara Joe Sihombing dikebumikan di Batam.
        Sementara itu, ketua LSM GEBUKI Kepri Thomas AE kepada media ini menjelaskan, kematian dua karyawan PT SJ yang merupakan subkon dari PT BAS harus diusut tuntas.  Apalagi salah seorang karyawan yang tewas itu masih dibawah umur.  Thomas juga mempertanyakan PT SJ maupun PT BAS yang mempekerjakan karyawan dibawah umur.  Thomas mensinyalir, mep\mpekerjakan karyawan dibawah umur tentu ada maksud-maksud tertentu terutama tujuan standarisasi penggajian.  Thomas tak memungkiri, di kota Batam, sangat rwan perusahaan mempekerjakan karyawan dibawah umur dengan tujuan agar gaji yang dibayarkan lebih rendah dari yang diterima pekerja normal (diatas 18 tahun-red).
      Karenanya, Thomas berharap, untuk kedepan Dinas tenaga kerja Batam harus lebih proaktif untuk lebih meneliti atau mendata seluruh karyawan yang bekerja perusahaan mencegah terjadinya pekerja dibawah umur.  Apalagi perusahaan semacam galangan kapal sangat rentan terjadinya kecelakaan kerja.  Thomas juga meminta Disnaker maupun pihak kepolisian menindak tegas perusahaan yang mempkerjakan karyawan dibawah umur.   Seperti kecelakaan kerja yang terjadi di PT Bandar Abadi Shipyard itu, sudah menjadi kasus pidana yang harus diusut tuntas.   Bahkan Thomas menyebut, Komisi Pengawas Perlindungan Anak (KPPA) Kepri dalam  waktu dekat ini akan turun ke PT BAS  untuk menyelidiki kasus kecelakaan kerja ini, apalagi yang sudah sampai merenggut nyawa.  “Ini sudah menyangkut pidana yang sampai merenggut nyawa, apalagi salah seorang karyawan yang tewas  dibawah umur. Harus diusut tuntas”,  tandas Thomas.   Wartawan media ini sebelumnya Senin (11/6) yang akan mengkonfirmasikan kejadian kecelakaan kerja ini ke PT BAS tidak berhasil.  Satpam di bagian pintu depan, tidak mengijinkan menemui management perusahaan.   Kabarnya, kapal lokasi terjadinya kecelakaan kerja yang menewaskan dua karyawan tersebut sudah diberi gari polisi (police line-red),.  Namun dari depan kantor tidak kelihatan, karena berada di laut pinggiran PT BAS.  (arifin) 
Diberdayakan oleh Blogger.