Header Ads

Editorial



Independensi Media Dalam Konteks Pilpres


Tinggal menghitung hari, pemilihan Presiden dan wakil Presiden periode 2019-2024 akan  berlangsung Rabu (17/4) 2019.   Seperti kita ketahui bersama, KPU telah menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan nomor urut 01 dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno nomor urut 02 yang akan bertarung untuk menjadi Presiden dan wakil Presiden tanggal 17 April 2019 nanti.   Khusus peran media dalam perhelatan akbar lima tahunan ini, sejatinya fungsi utamanya adalah menginformasikan tentang profil kedua pasangan Capres-cawapres apa adanya sesuai fakta.  Juga mensosialisasikan kepada masyarakat luas untuk menggunakan hak politiknya. 
        Makna yang lebih luas adalah  dalam peliputan ataupun dalam menginformasikan  kedua paslon Capres-cawapres itu, menjelaskan apa adanya sesuai fakta.  Lebih utama menjaga independensi pemberitaan,  tidak memihak apalagi sampai menjelek-jelekkan salah  satu paslon.  Tidak dipungkiri, ada kalanya media tidak independen atau tidak netral dalam pemberitaan kedua paslon Capres-cawapres.  Bahkan,  kita sering menemukan sejumlah media yang tidak independen yang tidak saja netral,  tetapi terkadang memojokkan salah satu paslon Capres-cawapres.
      Memang diakui, di era informasi melalui dunia maya saat ini, referensi maupun profil atau track record kedua paslon Capres-cawapres sebagai bahan peliputan, sangat mudah didapatkan dan banyak berseliweran  jauh sebelum Pilpres 2014 lalu.  Kendati demikian referensi yang didapat dari dunia maya seputar profil ataupun trak record kedua paslon Capres-cawapres tidak bisa dikutip serta merta,  sebelum dicross-chek langsung kepada kedua  paslon.  Beberapa hari belakangan, suhu politik menjelang hari H Pilpres cenderung meningkat mengalahkan gaung Pileg DPR, DPD, DPRD Provinsi dan Pileg DPRD Kabupaten/Kota.
     Karenanya, media,  baik cetak, elektronik maupun media online di tengah suhu politik yang cenderung meningkat, harus bisa menjadi penyejuk.  Setidaknya menjaga independensinya dalam pemberitaan kedua paslon Capres-cawapres.    Bagaimanapun, kedua pasangan calon Presiden dan calon wakil Presiden yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin /  Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno merupakan putera-putera terbaik bangsa kita.  Sangat disayangkan memang,  jika ada media tidak menjaga independensinya.  Bahkan jika sampai menjelek-jelekkan satu pasangan, harus dihindari. Kampanye yang tensinya mulai memanas menjelang Pilpres 17 April nanti, setidaknya media tidak terbawa turut memanas-manasi.  Sebaliknya media harus berpartisipasi membantu melakukan sosialisasi kepada masyarakat  untuk menggunakan hak poltiknya dengan mendatangi TPS Rabu 17 April nanti. Bagaimanapun seperti dijelaskan diatas, kedua paslon Capres-cawapres, merupakan putera-putera terbaik bangsa.  Soal pilihan, kita serahkan kepada hati nurani masing-masing mana yang terbaik tanpa menjelek-jelekkan salah satu pasangan.  Selamat menyongsong pesta demokrasi.  (arifin)  .










Diberdayakan oleh Blogger.