Soal kepala daerah dukung Capres Ridwan Kamil minta Sandiaga ngaca
Ir Ridwan Kamil - Gubernur Jawa Barat |
Merdeka.com - Gubernur Jawa
Barat, Ridwan Kamil menegaskan, dukungannya kepada Joko Widodo tidak menyalahi
aturan. Ia pun meminta Sandiaga Uno tidak usah mempermasalahkan kepala daerah
mendukung calon di Pilpres 2019. Hal itu
disampaikannya saat diminta menanggapi imbauan bakal calon Wakil Presiden,
Sandiaga Uno yang meminta kepala daerah untuk fokus mengurus wilayah.
Menurut Ridwan Kamil, apa yang diminta Sandiaga Uno bertolak belakang
dengan apa yang dilakukan saat Pemilihan Kepala Daerah. Saat masih menjabat
sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno dinilai aktif mendukung
pasangan calon gubernur di sejumlah wilayah.
"Ya bercermin saja lah, pak
Sandiaga Uno waktu Pilgub Jateng kampanye untuk Sudirman Said, di Jabar Pak
Sandiaga Uno kampanye untuk pasangan Asyik (Sudrajat-Syaikhu)," katanya
usai menghadiri acara di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung,
Rabu (12/9).
Pria yang akrab disapa Emil ini pun menegaskan, hal-hal yang tidak boleh
dilakukan seorang kepala daerah dalam mendukung calon di pesta demokrasi itu
membawa institusi atau kewilayahan. Dalam Pilpres 2019, Ridwan Kamil mendukung
Joko Widodo. "Selama tidak
melanggar UU tidak ada masalah. Itu hak politik pribadi kan. Yang gak boleh itu
bawa-bawa institusi, bawa-bawa gubernur, bawa-bawa kewilayahan. Sebelum
memberikan statement berkaca kepada pengalaman pribadi," jelasnya.
Ridwan Kamil sendiri di beberapa kesempatan menegaskan dirinya mendukung
Jokowi dalam Pipres 2019 mendatang. Dari informasi yang dihimpun, Sandiaga menyatakan
para kepala daerah telah melalui proses pilkada yang melelahkan karena itu tak
perlu diperpanjang hingga Pilpres 2019. Mereka disarankan langsung fokus
membenahi daerahnya, bukan ikut membantu pemenangan pilpres.
"Mereka justru harus persatukan dan memastikan
agenda pembangunan khususnya ekonomi yang sedang turbulensi ini tidak
terganggu. Pilpres itu semua masyarakat punya referensinya, dan punya jalan
yang panjang 7,5 bulan. Kalau semua memikirkan pilpres, siapa yang akan bangun
daerah?" Katanya di kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (11/9). [rnd]