Header Ads

Ketum Pomparan Raja Lontung/Ketum Toga Sinaga se-Dunia Mangihut Sinaga: Penetapan Nama Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Bukan Kepentingan Satu Wilayah * Harus Dimaknai Sebagai Awal Kebangkitan Orang Batak * Ketua PDIP Sumut Pertanyakan Bupati Taput * Ketua DPRD Tobasa Mendukung 100 Persen


Bandara Silangit berubah mennadi Bandara Internasional Sisingamangaraja XII
Jakarta (SIB) -Ketua Umum Pomparan Raja Lontung yang juga Ketua Umum Toga Sinaga sedunia menilai keputusan pemerintah mengabadikan nama Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII menjadi nama Bandara di Silangit sebagai bentuk penghargaan bagi orang Batak. Karenanya semua pihak hendaknya merespon dan melihat ini sebagai momentum kebangkitan orang Batak secara umum. "Saya melihat ini adalah bentuk penghargaan yang sangat besar dari Pemerintahan Bapak Jokowi yang harus direspon dengan baik oleh orang Batak," ujar Mangihut Sinaga saat dihubungi di Jakarta, Rabu (12/9).
Para Tokoh masyarakat yang memberikan tanggapan
 Mangihut juga mengajak semua elemen masyarakat melihat bahwa penganugerahan nama pahlawan nasional menjadi nama Bandara Internasional di Silangit tidak hanya kepentingan satu wilayah semata. Tetapi juga kepentingan seluruh masyarakat dan pemerintah kabupaten sekawasan Danau Toba. Penetapan ini harus dimaknai sebagai awal kebangkitan orang Batak. "Adalah kemunduran ketika kita tidak mendukung keputusan pemerintah ini. Saya mengajak semua tokoh masyarakat memberikan respon yang baik," ujar Mangihut. Terkait sikap Bupati Taput Nikson Nababan yang menolak keputusan ini, Mangihut Sinaga mengaku tidak dapat mengomentarinya, sebab tidak mengetahui alasan penolakan Bupati. Mangihut hanya mengimbau semua pihak termasuk Bupati Taput mengedepankan kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan masyarakat dan Pemkab seluruh kawasan Danau Toba.
      "Terkait Sikap Bupati Taput Nikson saya tidak bisa komentar. Tapi keputusan pemerintah ini harus dilihat dari kepentingan yang lebih besar," jelas Mangihut.Seperti diketahui, Pemerintah melalui SK Menteri Perhubungan Nomor KP 1404 tahun 2018 tanggal 3 September 2018 telah memutuskan menetapkan nama Bandara Internasional Sisingamangaraja XII di Silangit.  Terbitnya SK Menhub dimaksud didasarkan atas usulan kelompok masyarakat, surat usulan Bupati Tapanuli Utara, surat Rekomendasi DPRD Tapanuli Utara dan surat persetujuan Dewan Adat Tapanuli Utara.

Mewariskan Nilai Perjuangan

Sementara itu, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan menyikapi Keputusan Menteri Perhubungan tentang Bandara Internasional Silangit berubah nama menjadi Bandara Internasional Raja Sisingamangaraja XII merupakan hal yang bagus dan dapat mewariskan nilai perjuangan bagi siapa saja yang berkunjung ke Tapanuli. "Saya pikir perubahan nama itu sesuatu yang bagus dan baik, karena dengan demikian kita menghormati para pahlawan-pahlawan kita. Dan menjadikan nama Raja Sisingamangaraja XII menjadi sesuatu ingatan bagi semua orang, baik nasional maupun internasional yang berkunjung ke Tapanuli," ungkapnya saat ditemui SIB, Selasa (11/9) pada acara pernikahan putra Kadis PUPR Deliserdang Ir Donald P Lumbantobing/Drg Ridha Sondang Br Hutajulu di gedung MICC, Medan.
         Menurutnya, perubahan nama itu setidaknya dapat membangkitkan semangat nilai perjuangan yang diwariskan Raja Sisingamangaraja XII kepada semua orang. Bahwa kemudian nanti, tutur Ashari, keberadaan Bandara Internasional kebanggaan orang Tapanuli itu dapat memberi nilai tambah yang sudah tentu bagi kegiatan perekonomian. Terpisah, Ketua DPRD Deliserdang Ricky P Nasution kepada wartawan melalui sambungan seluler mengatakan, perubahan nama Bandara Internasional tersebut merupakan hal yang wajar."Mungkin dengan perubahan nama itu lah masyarakat dapat mengenang dan mengingat kembali siapa Raja Sisingamangaraja XII yang sudah sama kita kenal perjuangannya melawan penjajah dan sejak dulu sudah diabadikan sebagai pahlawan nasional dari Tanah Batak," ungkap Ricky.
      Katanya, mungkin dengan nama Raja Sisingamangaraja XII dapat membangkitkan gelora semangat perjuangan pahlawan nasional yang berasal dari Tanah Batak. "Dengan menghargai orang yang sudah berjuang bahwa pahlawan yang dikenal ialah Raja Sisingamangaraja XII, jadi wajar saja perubahan nama Bandara tersebut. Terkait ada sebagian warga yang menolak perubahan nama Bandara Internasional itu, sebagai negara yang berdemokrasi ya sah-sah juga," tutur Ricky.

LAYAK DAN TEPAT

Sementara itu, Ketua DPD PDIP Sumut Japorman Saragih SH mengucapkan terimakasih atas keputusan pemerintah pusat menggantikan nama Bandara Internasional di Silangit, Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara menjadi Bandara Internasional Raja Sisingamangaraja XII.  Japorman mengaku nama Bandara Raja Sisingamangaraja XII sudah sangat tepat dan layak, sebab Raja Sisingamangaraja XII merupakan salah seorang Raja Suku Batak dan menjadi pahlawan nasional.
     Untuk menghargai perjuangannya, mantan Wakil Ketua DPRD Sumut ini, sudah selayaknya namanya dijadikan sebagai nama bandara, apalagi di kawasan Tapanuli yang merupakan basis perjuangan Sisingamangaraja XII melawan penjajahan Belanda hingga akhir hayatnya. "Perubahan nama bandara juga akan mendorong meningkatkan kunjungan turis manca negara ke kawasan Danau Toba melalui Bandara Internasional Raja Sisingamangaraja XII," kata Japorman Saragih kepada SIB di Medan, Rabu (12/9).
      Saat disinggung pernyataan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan yang menempuh upaya pembatalan pergantian nama Bandara Silangit, Japorman mempertanyakan alasan bupati sehingga memiliki niat membatalkannya. "Apa alasan pak bupati untuk mengajukan pembatalan nama itu," ujarnya.  Japorman mengaku mengikuti pengusulan pergantian Bandara ini. Pada April 2018, Plt Bupati Taput Mauliate Simorangkir mengeluarkan surat rekomendasi nama Bandara Sisingamangaraja XII yang ditujukan kepada Gubsu pada waktu itu dijabat Tengku Erry Nuradi setelah menerima berbagai dokumen usulan dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk surat-surat kepala daerah di kawasan Danau Toba yang telah lebih dulu mengirimkan usulan nama Sisingamangaraja XII kepada Presiden Joko Widodo menjadi nama Bandara di Silangit.
      "Bila masyarakat keberatan ya seharusnya sewaktu pengajuan pergantian nama. Inikan sudah diputuskan nama Bandara diganti, ya kita harus menghormati keputusan pemerintah pusat. Inikan untuk bertujuan yang positif agar mengingat nama Raja Sisingamangaraja XII hingga akhir hayat anak cucu kita," harapnya.   Ia mengaku pergantian suatu nama, ada yang setuju dan tidak setuju. "Namun apapun ceritanya nama Bandara Internasional Silangit lebih tepat diganti namanya menjadi Bandara Raja Sisingamangaraja XII," tegasnya. Diharapkan pemerintah provinsi dan khususnya Pemerintah Kabupaten Taput mendukung dan melaksanakan keputusan Pemerintah Republik Indonesia yang telah memutuskan nama Bandara Internasional Sisingamangaraja XII.  "Tidak ada alasan bagi Pemkab Taput untuk tidak menjalankan keputusan Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo. Sebab, semua persyaratan untuk perubahan ini sudah dilengkapi dan dilakukan sesuai prosedur," tegasnya kembali.

Ketua Pasti Mendukung

Di bagian lain, pergantian nama bandara internasional ini juga mendapat dukungan dari Ketua Paguyuban Suku Tionghoa Indonesia (Pasti) Iskandar ST.  Menurutnya, penabalan nama ini sangat pantas, sebab kegigihan perjuangan Raja Sisingamangaraja XII telah menginspirasikan masyarakat Indonesia, yang kemudian Sisingamangaraja XII diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
"Selain itu untuk mengenang kepahlawanannya, nama Sisingamangaraja juga diabadikan sebagai nama jalan di seluruh kawasan Republik Indonesia," ungkap Iskandar saat dihubungi SIB di Medan.
       Menurut Iskandar yang juga Sekretaris DPW Partai NasDem Sumut, masyarakat harus siap menerima perkembangan yang akan dibawa para investor yang datang dari Jakarta atau Singapura dengan waktu singkat. "Maka masyarakat harus menerima, karena semua itu akan meningkatkan pendapatan masyarakat, wibawa nama Raja Sisingamangaraja XII akan membawa kemajuan itu di Tapanuli," tuturnya. (BR10/C06/A17/h)
Diberdayakan oleh Blogger.