Header Ads

Erick Thohir merasa diserang kampanye hitam


Eric Thohir (Baju coklat, tengah)

Merdeka.com - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, mengatakan serangan kepada dirinya di media sosial, dianggap biasa. Menurut dia, pihak Kepolisian juga sudah mengkonfirmasi.,  Diketahui, di media sosial diramaikan dengan kabar Erick Thohir, diperiksa selama tiga jam di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus). Adapun diperiksa dengan jabatannya sebagai Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait dugaan korupsi sosialisasi Asian Games 2018.
"Saya rasa sudah ada statemennya, saya rasa yang namanya black campaign biasa, ya kan. Yang penting kan buktinya. Contoh bagaimana hal itu diangkat, saya enggak mau bikin statement, karena kita mesti menghormati hukum. Tetapi dari pihak Kepolisian langsung mengangkat itu tidak benar," ucap Erick usai memimpin rapat, di kantor TKN, Jakarta, Rabu (12/9).
       Dia menyayangkan hal itu terjadi. Pasalnya, tak mendidik masyarakat, dan justru menimbulkan kekisruhan, jika terus menggunakan kampanye hitam.  "Nah ini contoh yang sayang (isunya di media sosial) kalau tiba-tiba hal-hal ini terus terjadi (black campaign). Ini tidak mendidik dan akhirnya ada saling serang, dan akibatnya nanti enggak bagus," ungkap mantan Ketua INASGOC Asian Games 2018 itu.
Dia menuturkan, semua itu bisa dibuktikan dari jejak rekam. Karena hal tersebut bisa dibohongi.
"Makanya saya bilang track record. Track record itu tidak bisa dibohongi. Sama juga misalnya ketika Pak Jokowi mempercayakan kepada saya, statementnya simpel. Bahwa saya bagian dari manajemennya, bukan politiknya. Ini ahli-ahli politiknya sudah ada (sambil nunjuk para Sekjen parpol yang disampingnya), kita manajemennya," jelas Erick.
       Karenanya, masih kata dia, saat melakukan rapat dan konsolidasi dengan para anggota TKN, tidak ada kata-kata untuk menghancurkan lawan. "Makanya kita tadi konsolidasi, gimana mapping, apakah langkah selanjutnya, itu. Bukan sebuah, oke, bagaimana kita hancurin mereka, bertempur, enggak. Tidak ada sekali kata-kata seperti itu," pungkasnya..(merdeka.com/Merta Surya Putra)
Diberdayakan oleh Blogger.