Header Ads

Tarakan 'Dibayang-bayangi' Bencana Alam

Ilustrasi : Istimewa
TARAKAN, PenaKaltara.com-   Kota Tarakan adalah sebuah pulau seluas 250 km2 dengan jumlah penduduk terbanyak se-Kalimantan Utara yakni sekitar 253 ribu orang. Menurut catatan, kepadatan penduduk merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya berbagi bencana alam. 

"Hampir sepertiga lebih penduduk Kaltara, itu tinggal di pulau kecil ini. Pulaunya kecil tapi penduduknya banyak. Ini tantangan sekaligus peluang, bagaimana memanage Sumber daya manusia yang banyak ini" kata Sofian Raga kepada PenaKaltara.com, Senin (28/11) di Hotel Royal Crown usai acara Sosialisasi Mitigasi Bencana.

Guna untuk mencegah terjadinya bencana di Kota Tarakan Walikota Tarakan itu menilai perlu diadakan diskusi dan pertemuan-pertemuan khusus terkait pengelolaan sumber daya manusia yang ada di Kota Tarakan ini baik yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia. "Untuk itu kota kepulauan ini harus mampu menjaga keseimbangannya. Dan itu semua pihak harus terlibat langsung," himbau Sofian.

Sofian Raga juga menjelaskan bahwa Tarakan merupakan kota yang hanya memiliki dua akses keluar masuk yakni melalui udara dan lautan. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala bencana hanya dapat dicegah oleh penduduk itu sendiri. Karena akses bantuan dari kota lain dapat dipastikan tidak akan secepat yang kita inginkan.

"Belum lagi daerah pemukiman padat penduduk,  yang memang mempunyai kerentanan terhadap  bahaya kebakaran," tukas Sofian Raga. Beberapa bencana yang pernah terjadi di Tarakan Sofian harapkan dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat. Dulu, Sofian bercerita bahwa Tarakan sekitar 40 tahun lalu pernah dilanda bencana angin puting beliung. "Pesawat kecil, sampai terseret ke sungai," kisah Sofian serius.  Kemudian guncangan gempa bumi berkekuatan 5,4 SR yang  sempat membuat beberapa bangunan mengalami keretakkan meskipun tidak menimbulkan korban jiwa.

"Berbicara mitigasi inilah, maka kita perlu melakukan upaya penyesuaian sebelum terjadinya masalah," tutupnya.

ADI KUSTANTO 

Editor :Bobby Furtado
Diberdayakan oleh Blogger.